Kabar Reaktivasi Jalur Kereta Potensial Purwokerto-Wonosobo Mencuat Usai ‘Mati’ 38 Tahun, Kapan Terealisasi?

28 Juni 2024, 20:00 WIB
KA Baturraden Ekspres keberangkatan Purwokerto berubah jadwal mulai 1 Juli 2024. Dapatkan juga tarif promo mulai Rp95 Ribu. /HUMAS DAOP 5 PURWOKERTO

PRFMNEWS – Kabar reaktivasi jalur rel kereta api (KA) rute Purwokerto – Wonosobo, Jawa Tengah, kembali mencuat. Bahkan Anggota DPD RI Abdul Kholik mendukung pengaktifan kembali jalur rel mati tersebut yang dinilai akan menggerakkan perekonomian di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Guna mendukung reaktivasi jalur rel KA Purwokerto – Wonosobo terwujud, ujar Kholik, pihaknya dalam waktu dekat ingin mengajak semua pemangku kepentingan khususnya pemerintah daerah (pemda), PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, dan Bank Indonesia untuk melakukan ekspedisi jalur rel mati dari Purwokerto ke Wonosobo.

Usai ekspedisi bersama KAI dan stakeholder lain tersebut, imbuh dia, pihaknya akan lanjut menggelar kegiatan diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) mengenai bagaimana langkah-langkah dari seluruh pemangku kepentingan mendorong reaktivasi jalur rel KA Purwokerto – Wonosobo ini bisa terealisasi.

Baca Juga: Reaktivasi, Pemkot Bandung Hadirkan ‘Jadi Sultan’ Gratis di Hutan Kota Baksil Sabtu dan Minggu

"Tentu ini langkah awalnya adalah semua stakeholder, pemda, masyarakat itu bersama-sama mendorong ini sebagai sebuah kebutuhan, sebuah urgensi. Berikutnya masuk dalam skala prioritas pembangunan, baik kabupaten, kemudian regional Jawa Tengah dan nasional," katanya di Purwokerto, Jumat 28 Juni 2024.

Selanjutnya, imbuh Kholik, reaktivasi jalur rel Purwokerto – Wonosobo ini diharapkan bisa menjadi sebuah prioritas di Proyek Strategis Nasional (PSN). Sehingga saat ini pihaknya masih belum bisa memastikan kapan tepatnya proses reaktivasi jalur KA mati tersebut bisa diwujudkan.

Namun terkait urgensi reaktivasi jalur rel Purwokerto – Wonosobo, dia menerangkan, kekuatan ekonomi di wilayah Jateng Selatan berasal dari sektor pertanian, pariwisata, dan maritim. Semua itu membutuhkan infrastruktur yang menghubungkan seluruh titik potensial tersebut.

Baca Juga: Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran Sudah Kian Dekat Karena Sudah Ada DED

"Yang paling feasible dan dimensi kelancaran serta tidak terganggu oleh kemacetan adalah jalur kereta. Dulu, zaman Belanda, ini (jalur rel Purwokerto – Wonosobo) adalah jalur ekspor ke Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap," paparnya.

Dalam hal ini, kata Kholik, komoditas ekspor berupa hasil pertanian dari wilayah Wonosobo dikirim ke Cilacap melalui jalur rel Purwokerto – Wonosobo.

"Tentu kita sayang sekali kalau tidak bisa meneruskan, ini sebenarnya tinggal meneruskan. Makanya dalam skema yang besar juga, reaktivasi ini bagian dari menghidupkan ekonomi Jateng Selatan sekaligus prospek untuk ekspor agronya melalui Pelabuhan Tanjung Intan," bebernya.

Lebih lanjut, Kholik mengakui jalur rel Purwokerto – Wonosobo yang masih ada berada di jalur rel Purbalingga – Wonosobo. Sedangkan sebagian jalur rel Purwokerto – Purbalingga sudah tertutup oleh bangunan atau pemukiman.

Baca Juga: Reaktivasi Sejumlah Destinasi Unggulan, ASN Kota Bandung Diminta Jadi Promotor Tingkatkan Pariwisata

"Berarti kalau memang itu bisa jadi kebijakan, paling enggak nanti akan ada sedikit memutar di Purwokerto, baru menyambung ke rel yang lama," sebutnya.

Ia juga mengungkapkan tantangan untuk reaktivasi jalur rel Purwokerto – Wonosobo yang merupakan jalur luar kota.

"Ini adalah pengembangan dari gagasan awal yang semula kita ingin mengembangkan dari Yogyakarta, namun ternyata jaraknya masih terlalu jauh, butuh waktu yang terlalu lama, lebih dari 2 jam, rel yang digunakan itu jalur luar kota," terangnya.

Oleh karena itu, kata dia, opsi dari permasalahan tersebut adalah mengembangkan simpul jalur komuter (commuter line) sendiri dengan Purwokerto sebagai porosnya.

Baca Juga: Kabar Baik Reaktivasi Jalur KA Banjar-Pangandaran dan Bandung-Ciwidey, Bey Machmudin: Bisa Dimajukan

Dalam hal ini, lanjut dia, simpul jalur komuter ke arah timur meliputi Purbalingga hingga Wonosobo, ke selatan meliputi Kroya (Kabupaten Cilacap) hingga Kebumen, ke barat sampai Pangandaran maupun Tasikmalaya (Jawa Barat), dan ke utara meliputi Tegal hingga Brebes.

"Kalau simpul ini bisa dibangun, ini akan menggerakkan kawasan Jateng Selatan," kata Senator asal Jawa Tengah itu.

Ia mengatakan fungsi utama dari simpul jalur komuter itu meliputi 3 hal, yakni transportasi orang, transportasi barang, dan untuk menghubungkan destinasi wisata.

"Kalau semua ini bisa dilakukan, simpul Jateng Selatan akan tumbuh bersama kawasan pendukungnya, dan ini harus kita upayakan bareng, semua stakeholder bersama-sama," tuturnya.

Baca Juga: Pemprov Jabar Harap Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran Bisa Terealisasi Tahun Ini

Sebagai informasi, operasional jalur rel Purwokerto – Wonosobo dihentikan sejak tahun 1978. Penghentian operasional pada jalur tersebut karena dinilai kalah bersaing dengan moda transportasi lain.

Namun pada penghujung tahun 1986 atau sekira 38 tahun lalu, jalur tersebut dilintasi kereta api kembali untuk terakhir kalinya, yakni KA barang yang berhenti di Stasiun Mantrianom atau sekira 8 kilometer sebelah barat pusat Kota Banjarnegara, Jawa Tengah.

KA barang tersebut mengangkut peti kemas yang berisi komponen elektrik dari Prancis untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Panglima Besar Soedirman di Mrica, Banjarnegara.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler