10 Fakta Menarik Terkait Sumpah Pemuda yang Orang Jarang Ketahui

12 Oktober 2022, 18:30 WIB
Fakta Menarik Terkait Sumpah Pemuda yang Orang Jarang Ketahui. //Freepik/Freepik/

PRFMNEWS – Sumpah Pemuda menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia karena seluruh pemuda-pemudi di seluruh Indonesia berkumpul dan mengikrarkan janji.

Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober, hal ini merupakan hasil gagasan dari Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27 – 28 Oktober 1928.

Seluruh pemuda-pemudi di Indonesia mengikrarkan janji satu darah, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.

Namun, ada 10 fakta menarik Sumpah Pemuda yang orang jarang ketahui:

Baca Juga: Rizky Billar Dapat 38 Pertanyaan dari Polisi Atas Kasus Dugaan KDRT Terhadap Lesti Kejora

1. Awalnya tidak memiliki nama “Sumpah Pemuda”

Sumpah Pemuda ditulis oleh Mohammad Yamin pada saat Kongres Pemuda berlangsung. Istilah Sumpah Pemuda baru muncul setelah kongre berlangsung beberapa hari. Peringatan Sumpah Pemuda didasarkan pada pembacaan ikrar yaitu tanggal 28 Oktober.

2. Pembukaan acara di Gereja

Kongres Pemuda II berjalan dalam tiga putaran. Pertama di KaBaca Juga: Direktur Utama PT LIB Penuhi Panggilan Polda Jawa Timur Terkait Tragedi Kanjuruhantholieke Jongenlingen-Bond, Kompleks Katedral Jakarta, Sabtu, 27 Oktober 1928 mulai pukul 21.30.

Gereja dipilih karena memiliki aula dengan banyak bangku yang bisa menampung ratusan peserta.

3. Sudah dipersiapkan 2 Tahun sebelumya

Isi sumpah pemuda sebenarnya sudah mulai dirumuskan pada saat resolusi Kongres Pemuda I pada tanggal 2 Mei 1926 yang berbunyi :

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Melayu.

Dari tiga tersebut hanya poin yang menyebutkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang menjadi kontroversi.

4. Menggunting Topi Eropa Seperti Peci

Peci diperkenalkan oleh Bung Karno sebagai identitas pergerakan nasional dan banyak dipakai oleh peserta Kongres. Ini juga menandai awal penggunaan peci sebagai identitas pergerakan di forum resmi yang bersifat luas.

Karena saat itu peci masih langka di Hindia-Belanda, maka sebagian peserta kongres menggunting pinggiran topi Eropanya sehingga menyerupai peci.

5. Bahasa Belanda Mendominasi

Pada saat kongres berlangsung, rupanya bahasa Belanda masih mendominasi pembicaraan. Sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda, misalnya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres itu.

Tak hanya pembicara, notulen rapat dalam kongres pun ditulis menggunakan bahasa Belanda. Meski begitu ada juga yang mahir berbahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia, yakni Mohammad Yamin. Ia bertugas sebagai Sekretaris Sidang dan menerjemahkan pidato serta kesepakatan sidang ke dalam bahasa Melayu.

Baca Juga: Benarkah Minum 3 Cangkir Kopi Setiap Hari Bisa Sebabkan Payudara Mengecil? Cek Faktanya

6. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan Meski Tanpa Syair

Kongres Pemuda juga dihadiri oleh Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang semula berjudul ‘Indonesia’. Pada saat itu ia telah menciptakan lagu tersebut dan membawakannya dalam kongres. Namun, saat itu dijaga ketat oleh Kepolisian Belanda dan WR Supratman hanya membawakan lagu Indonesia Raya dengan irama biola saja.

7. Hanya 6 Perempuan yang Ikut Kongres

Peran perempuan dalam Kongres Pemuda II tidak begitu menonjol. Berdasarkan buku resmi Panduan Museum Sumpah Pemuda, peserta kongres yang tercatat hanya ada 82 orang. Seharusnya ada 700an peserta yang hadir di gedung yang digunakan untuk melangsungkan kongres. Peserta perempuan sendiri hanya ada enam orang, yaitu Dien Pantouw, Emma Poeradiredja, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari.

Dari keenam peserta perempuan tersebut, hanya tiga peserta yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres, yakni Mardanas Safwan, Emma Poeradiredjo dan Siti Soendari.

8. Naskah Sumpah Pemuda Ditulis oleh satu orang

Mohammad Yamin yang menjadi Sekretaris dalam kongres turut mengikuti rapat marathon yang digelar 27-28 Oktober 1928. Ia juga berdiskusi bersama utusan lain dari berbagai daerah. Berdasarkan diskusi dalam rapat tersebut, tercetuslah Ikrar Pemuda.

Yamin sendiri bertugas untuk meramu rumusan dari hasil diskusi. Hebatnya, tak butuh waktu lama bagi Yamin merumuskan Ikrar Pemuda yang kemudian ia serahkan kepada kepala Kongres, Soegondo Djojopoespito.

Soegondo kemudian membaca rumusan Yamin dan memandang ke arahnya. Yamin tersenyum dan dengan spontan Soegondo membubuhkan parafnya. Seterusnya rumusan Yamin disetujui oleh seluruh utusan organisasi pemuda.

Rumusan yang menjadi Ikrar/Sumpah pemuda selanjutnya dibacakan oleh Soegondo dan dipaparkan oleh Yamin yang kemudian disahkan sebagai Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Jangan Dilakukan Malam Hari, Ini Waktu Olah Raga Yang Baik Kata dr Zaidul Akbar

9. Tidak boleh ada kata Merdeka

Kongres Pemuda II dijaga ketat oleh kepolisian Belanda. Saat kongres berlangsung, para peserta tidak diizinkan menyuarakan kata ‘merdeka’. Kata tersebut pada saat itu memang merupakan kata ‘terlarang’. Mereka pun merumuskan Sumpah Pemuda tanpa kata ‘merdeka.

10. Rumah tempat kongres jadi Museum Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda dilangsungkan di sebuah rumah di jalan Kramat Raya nomor 106, Jakarta Pusat. Gedung ini merupakan pemondokan untuk pelajar dan mahasiswa waktu itu. Berkat Kongres itu, pada 1972, rumah itu ditetapkan sebagai cagar budaya dan dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Hingga saat ini, museum tersebut bisa dikunjungi untuk mempelajari berbagai hal terkait sejarah kemerdekaan Indonesia serta sejarah Sumpah Pemuda khususnya.

Itulah 10 fakta menarik dan sejarah dari Sumpah Pemuda yang harus kalian ketahui.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler