Penyandang Disabilitas Netra Naik Haji, Cerita tentang Ajini bin Senen

6 Agustus 2022, 20:50 WIB
Ajini bin Senen bin Hasan (55) jemaah haji asal Indonesia yang merupakan disabilitas netra, Kamis 4 Agustus 2022. /MCH 2022.

PRFMNEWS - Sudah hampir 18 tahun Ajini bin Senen bin Hasan (55) kehilangan penhlihatannya. Pada usia 37 tahun, kehidupannya berubah. Dia tak lagi bisa melihat dunia yang sempat dia rasakan sebelumnya.

Dalam kondisinya sebagai penyandang disabilitas netra, tak pernah terbayangkan dirinya bisa pergi ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Namun Allah SWT kemudian memanggilnya datang ke Baitullah, sebuah mimpi yang terwujud di tengah keterbatasan fisik yang dialaminya.

Pria asal Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung itu mendapatkan hadiah berhaji dari mantan Bupati Bangka Belitung Zuhri M Syazali pada 2011.

Baca Juga: Pengaruh Rokok Terhadap Otot Dijelaskan dr Saddam Ismail, Salah Satunya Sering Kram

Sehari-hari, ayah dua anak itu mengajarkan anak-anak untuk mengaji berupa hafalan Alquran juz 30.

Rutinitas itu dilalui sejak tahun 1990. Ajini yang juga merupakan penasihat sebuah Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Desa Pelangas itu membimbing mereka dibantu oleh istri dan anaknya.

“Cuma ngajar hafalan Quran juz 30,”ujar Ajni saat berbincang dengan Tim MCH di Hotel Barra Taibah, Madinah, Kamis 4 Agustus 2022.

Dia pun harus menunggu selama 11 tahun untuk bisa berangkat haji. Ajini berangkat ke Tanah Suci bersama Kloter Palembang (PLM-4) pada 28 Juni lalu.

Baca Juga: 3 Bahan Rempah Ini Bisa Membuang Lendir Berlebih dalam Tubuh, kata dr. Zaidul Akbar

Ajini merupakan bagian dari gelombang dua yang diberangkatkan langsung ke Jeddah untuk tinggal di Makkah Al-Mukaraamah. Setibanya di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAIA), Jeddah, Ajini merasakan sesuatu yang berbeda.

“Saat sampai di Jeddah pertama kali terasa seperti siang di Indonesia, panas,”katanya.
Ajini yang sudah berbalut kain ihram mengambil miqat di bandara. Setelah beristirahat sejenak di hotel yang berlokasi di Sektor 4, Ajini melanjutkan perjalanan ke Masjidil Haram.

Layaknya jamaah Indonesia yang datang sebelum prosesi haji dimulai, Ajini berangkat sebagai jamaah haji tamattu. Dia pun melaksanakan umrah wajib setelah berada di Tanah Suci.

Dia melaksanakan tawaf dengan kursi roda. Seorang petugas mendorong kursi yang menjadi fasilitas bagi kaum disabilitas tersebut untuk berputar mengelilingi Rumah Allah.

Baca Juga: Ini 8 Buah yang Bisa Membantu Atasi Batuk, Berikut Buah-buahannya Menurut dr. Saddam Ismail

Berada di depan Ka’bah, Ajini pun terharu. Dia menangis tersedu hingga putaran keempat.

“Izinkan saya menangis, jadi pertama sampai puturan empat itu menangis terus,”kata dia.

Tangis haru itu karena dia mengaku Tak terbayang sebelumnya bisa menginjakkan kaki di Masjidil Haram. Terlebih, dia sempat mendapatkan informasi dari petugas kantor Kementerian Agama setempat jika harus menunggu delapan tahun lagi untuk berangkat ke Tanah Suci.

Hingga pada 2018, dia bertemu kembali dengan pejabat Kemenag.

Saat menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan MIna (Armuzna), dia beberapa kali jatuh sakit.

Dia sempat diinfus saat berada di Arafah. Kondisi fisiknya yang belum pulih benar membuat Ajini harus dibadalkan untuk lontar jumrah di jamarat ketika di Mina.

Meski harus berjuang dengan segala keterbatasannya, dia berhasil melalui ibadah hajinya.

Baca Juga: LPSK Ungkap Jarak Tembak Bharada E ke Brigadir J, Benarkah Bharada Eliezer Lebih Jago Menembak?

Kini, Ajini masih berada di Madinah untuk menunggu waktu pulang pada Sabtu 6 Agustus 2022 dari Madinah. lewat Bandara Prince Mohamed bin Abdul Aziz (AMAA).

Kepada penyandang disabilitas yang hendak berhaji, Ajini berpesan agar tak perlu khawatir dengan pelayanan selama di Tanah Suci. Selama di Makkah dan Madinah, dia mengaku dilayani dengan baik oleh petugas PPIH. Perlakuan istimewa pun didapatkan dari kawan satu rombongan bahkan satu kamar. Semoga dia menjadi haji mabrur.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler