Beraktivitas Luring di Tengah Pandemi Covid-19, Harus Seperti Apa?

7 Desember 2020, 15:45 WIB
Bincang 3M Pikiran Rakyat dan PRFM yang mengangkat tema "Aktivitas Luring, Harus Seperti Apa?", di kanal Youtube PRFM, Senin (7/12/2020). /Pikiran Rakyat

PRFMNEWS - Pandemi Covid-19 belum juga reda, bahkan di Jawa Barat beberapa kota/kabupaten masih berstatus zona merah. Namun, kehidupan harus terus berjalan.

Beragam aktivitas luring atau di luar jaringan mulai bergerak normal di era Adaptasi Kebiasaan Baru. Selain karena dihantui kejenuhan karena ruang gerak yang terbatas sejak Maret 2020, roda perekonomian juga harus berputar. Solusinya, menerapkan protokol kesehatan dengan sangat ketat.

Seperti yang diungkapkan Wakil Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Jawa Barat, Rizki Ananda Musa. Rizki yang memiliki klinik kecantikan serta pabrik kosmetik ini menyebutkan, sejak awal pandemi, kliniknya tetap beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga: UPDATE Daftar Zona Merah Covid-19 di Jabar Pekan Ini, Kota Bandung Termasuk

Namun, semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Misalnya pelanggan yang datang harus reservasi dulu. Tak lupa, dokter dan terapis memakai Alat Pelindung Diri (APD), masker, dan faceshield.

"Semua yang datang juga harus cuci tangan dan suhu tubuhnya dicek. Kami juga pakai papan akrilik sebagai pembatas antara terapis dan pelanggan, wajib pakai sarung tangan, dan seluruh area disemprot disinfektan," tutur Rizki pada Bincang 3M Pikiran Rakyat dan PRFM yang mengangkat tema "Aktivitas Luring, Harus Seperti Apa?", di kanal Youtube PRFM, Senin 7 Desember 2020.

Menurut Rizki, protokol kesehatan yang diterapkan di klinik kecantikan mengacu pada aturan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sebagai salah satu tempat transaksi jasa, klinik kecantikan juga patut memperhitungkan kapasitas ruangan dan jam operasional yang lebih pendek.

Baca Juga: Pemerintah Tunjuk Lima Juru Bicara Vaksinasi Corona, Siapa Saja?

"Selama pandemi memang lebih sulit, tapi mau atau enggak mau harus tetap jalan. Tidak sedikit klinik kecantikan yang tutup karena sepi, karena penurunan jumlah pengunjung," kata Rizki.

Salah satu cara pencegahan penyebaran virus corona adalah memakai hand sanitizer. Rizki menyebutkan, agar kulit tangan tidak gampang kering, dia menyarankan agar memakai hand sanitizer yang mengandung antara lain aloe vera, safron, dan hyluronic acid.

"Kalau kulit kering, gampang lecet atau luka. Kalau luka, kuman mudah menyerang, ini yang bahaya," ujar Rizki.

Seperti Rizki, seniman Irvine Jasta juga mulai menjalankan aktivitas luring. Sejak dua bulan lalu, Irvine mulai membuka kursus menggambar untuk anak-anak. Dia membuka kursus ini berdasarkan permintaan orangtua yang anak-anaknya sudah pernah mengikuti art club yang digelar rutin sebelum pandemi.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Datang, Menko Airlangga: Ini Langkah Nyata Pemerintah dalam Vaksinasi

Bincang 3M Pikiran Rakyat dan PRFM yang mengangkat tema "Aktivitas Luring, Harus Seperti Apa?", di kanal Youtube PRFM, Senin (7/12/2020). Pikiran Rakyat

Saat ini Irvine mengajar empat anak yang terbagi menjadi dua kelas, jadi setiap kelas hanya ada dua murid. Dengan aktivitas menggunakan tangan yang tinggi, dan peralatan menggambar seperti tablet, Irvine selalu mengingatkan para siswanya untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memulai kelas atau minimal memakai hand sanitizer. Selain itu, masker wajib dipakai selama kelas berlangsung.

"Sebetulnya belajar menggambar bisa daring, karena video di Youtube juga banyak. Akan tetapi, kurang efektif, jadi saya bikin kelas khusus. Untungnya enggak susah menerapkan protokol kesehatan karena mereka sudah dibekali dari rumah untuk menjaga diri. Mereka juga bawa alat gambar sendiri," ungkap Irvine.

Saat ini, menerapkan protokol kesehatan menjadi cara paling mudah dan mendasar untuk mencegah penyebaran Covid-19. Rasa bosan yang membelenggu karena di rumah saja dirasakan orang dewasa dan anak-anak. Untuk itulah Tisha Amelia Anwar mengizinkan anaknya untuk mengikuti kelas menggambar bersama Irvine.

Baca Juga: Rais, Bocah Rajin yang Terpaksa Tidur di Emperan Ruko di Kota Bandung Ternyata Warga Semarang

"Awalnya dikasih gadget biar anteng di rumah, tapi kan enggak mungkin cuma main saja, akhirnya saya bolehkan dia bermain gadget untuk menggambar. Minimal ada ilmu yang bisa didapat," ucap Tisha.

Tisha mengakui, tak mudah memang membuat anak disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan. Namun, sebagai orangtua dia tidak boleh bosan untuk terus mengingatkan.

"Kita harus punya strategi agar tidak stres karena di rumah saja selama pandemi. Memang jadi lebih cerewet untuk mengingatkan pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, tapi ini untuk kebaikan bersama," ujar Tisha. (Windy Eka Pramudya/"PR)***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler