Anggota DPRD Jabar Tidak Setuju Dengan Emil Terkait Model Bansos Warga Terdampak Corona

- 27 April 2020, 20:41 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau langsung penyaluran bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Provinsi Jabar untuk warga rawan miskin atau miskin baru akibat pandemi COVID-19, baik yang berdomisili maupun perantau, di Bodebek (Kota Bogor, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor, dan Bekasi) pada Rabu 15 April 2020.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau langsung penyaluran bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Provinsi Jabar untuk warga rawan miskin atau miskin baru akibat pandemi COVID-19, baik yang berdomisili maupun perantau, di Bodebek (Kota Bogor, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor, dan Bekasi) pada Rabu 15 April 2020. /Dok. Humas Pemprov Jabar

BANDUNG,(PRFM) - Anggota Komisi 3 DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Golkar, Edy Rusyandi tidak setuju dengan model pemberian bantuan sosial (bansos) Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk warga terdampak Covid-19.

Seperti diketahui, Pemprov Jabar memberikan bansos kepada warga terdampak Covid-19 senilai Rp500 ribu. Bansos tersebut berbentuk kebutuhan pokok senilai Rp350 ribu, dan uang tunai senilai Rp150 ribu.

Menurut Edy, alangkah lebih baik jika model bansos tersebut semuanya berupa uang tunai.

"Alangkah lebih baik distribusikan Rp500 ribu dalam bentuk uang tunai semua," kata Edy saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Senin (27/4/2020).

Baca Juga: Kadisnaker Kota Bandung Sebut THR Wajib Dibayarkan Perusahaan

Edy menambahkan, solusi tersebut diharapkan bisa tetap menggerakkan roda perekenomian masyarakat bawah.

Karena ia menilai jika distribusi bantuan dalam bentuk kebutuhan pokok dan uang tunai, pemilik warung kecil yang biasanya menjual kebutuhan pokok bakal terdampak.

"Warung kecil yang ada di kampung, di desa akan terdampak kalau bentuknya barang. Karena yang didistribusikan Pemprov adalah barang-barang yang ada di masyarakat seperti beras, telur," kata dia.

Baca Juga: Karyawan yang di PHK Tanpa Diberi Pesangon Bisa Lapor Disnaker

Lebih lanjut ia mengatakan. risiko kemungkinan bansos uang tunai tidak digunakan untuk membeli kebutuhan pokok akan tetap ada.

Namun ia menyampaikan, bahwa dalam kondisi pandemi ini masyarakat memprioritaskan pada kebutuhan pokok.

"Masyarakat lebih prioritas pada kebutuhan pokok karena banyak diantara warga yang kehilangan pekerjaan tidak punya hasil," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x