Raksha Bumi Festival: Festival Ramah Lingkungan untuk Masa Depan Berkelanjutan

- 9 Maret 2024, 14:50 WIB
Raksha Bumi Festival, Jumat 8 Maret 2024
Raksha Bumi Festival, Jumat 8 Maret 2024 /

PRFMNEWS - Noovoleum, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak jelantah, menyelenggarakan Raksha Bumi Festival sebagai puncak dari Roadshow yang telah berlangsung sejak Januari 2024.

Raksha Bumi Festival merupakan wujud kepedulian Noovoleum terhadap lingkungan dan kesehatan, sekaligus upaya nyata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tentang pentingnya pengelolaan minyak jelantah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang diselengarakan pada hari Jumat, 8 Maret 2024.

Raksha Bumi Festival diselenggarakan di dua tempat berbeda, yaitu Bandung Creative Hub dan Laswee.

Berbagai kegiatan menarik dan edukatif untuk menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan, khususnya para pelajar dan generasi muda.

Raksha Bumi Festival
Raksha Bumi Festival

Di acara Raksha Bumi Festival, pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang berbagai produk dan layanan ramah lingkungan, serta mendapatkan informasi yang akurat tentang bahaya minyak jelantah jika tidak diolah dengan tepat.
Noovoleum juga mempresentasikan UCOllect App, sebuah aplikasi inovatif yang memudahkan masyarakat untuk mengumpulkan dan menjual minyak jelantah.

Head of Marketing Noovoleum, Chitra Ananda menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pendekatan sosial ranah edukasi dini, mengenai pengelolaan limbah minyak jelantah dari rumah tangga dengan membuat acara di 12 sekolah di Bandung,

“Tujuan dari festival ini adalah untuk mengumpulkan minyak jelantah itu sendiri nomor satu dengan mengubah kebiasaan yang ada di masyarakat Indonesia sekarang, yang kita tau masih banyak memprioritaskan kenyamanan dan lain sebagainya yang mana dampak jangka panjang untuk buminya sangat buruk. Jadi, kita ingin menghimbau generasi muda untuk melek lagi dan untuk mengubah kebiasaan tersebut,” Kata Chitra dalam keterangan resminya pada Jumat 8 Maret 2024.

“Semudah kita menaruh jerigen atau mengumpulkan satu botol dan simpen di dapur, jadi setiap habis goreng goreng gak langsung buang sembarangan. Harapannya kebiasaan ini terbentuk dan pengaruh terhadap lingkungannya terasa dan kalau bisa secepat mungkin, karena udah sangat krusial dan sangat urgent masalah lingkungan , limbah, limbah minyak jelantah cuman satu dari berbagai macam limbah,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x