Makin Canggih! Studi Terbaru Teknologi AI Kini Dapat Prediksi Kematian Manusia, Akuratkah?

- 3 Januari 2024, 11:30 WIB
Ilustrasi kematian.
Ilustrasi kematian. /Pixabay/

PRFMNEWS - Kematian adalah salah satu hal yang pasti namun tidak ada yang mengetahui kapan akan terjadi. Namun kini berkat kemajuan kecerdasan buatan (AI) mungkin telah membawa kita selangkah lebih dekat dalam memprediksi kemungkinan kapan terjadinya hal tersebut.

Sebuah studi baru dapat secara akurat memprediksi kematian seseorang menggunakan AI. Penulis penelitian mengatakan “skala besar” dari kumpulan data adalah kunci penelitian mereka.

Meskipun kebanyakan orang tidak terlalu terburu-buru untuk mengetahui kapan mereka akan mengalami kematian, namun kecerdasan buatan atau AI semakin hari semakin menakjubkan saja. Pasalnya kini AI dapat memperkirakan kapan seseorang akan meninggal dunia dengan akurasi yang cukup tepat.

Menurut laporan tersebut, mereka mengumpulkan catatan harian selama satu dekade dari lebih dari 6 juta orang yang tinggal di Denmark. Dataset tersebut mencakup catatan kesehatan, gaji, jam kerja, tempat tinggal, dan lain-lain.

Baca Juga: Di Tengah IDC dan AMSI Awards 2023 Ada Bahasan Mengenai AI untuk Transformasi Bisnis di Berbagai Sektor

Dalam penelitian tersebut merinci bagaimana model algoritma pembelajaran mesin yang disebut "life2vec" memprediksi kehidupan dan tindakan seseorang saat disajikan dengan data yang sangat spesifik tentang mereka.

Live2vec mendapatkan data-data tersebut dari otoritas pusat statistik Denmark, yakni Statistics Denmark. Pemerintah Denmark sendiri mendukung penelitian ini dengan memberi akses data penduduknya pada peneliti yang terlibat.

Sune Lehmann, penulis utama studi ini mengungkapkan, mereka menggunakan rangkaian peristiwa kehidupan untuk memprediksi kehidupan manusia.

Untuk menguji life2vec, para peneliti menjalankan sebagian data untuk melihat apakah data tersebut dapat memprediksi apakah seseorang akan bertahan hidup empat tahun setelah tahun 2016. Para peneliti mengetahui jawabannya sebelumnya, namun algoritmanya tidak.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Mikrofon Tanpa Kabel Bisa Akibatkan Kematian Mendadak

“Kami menggunakan teknologi di balik ChatGPT (sesuatu yang disebut model transformator) untuk menganalisis kehidupan manusia dengan merepresentasikan setiap orang sebagai rangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka,” Sune Lehmann, penulis utama studi “ Menggunakan urutan peristiwa kehidupan” pada bulan Desember 2023 untuk memprediksi kehidupan manusia ,” dikutip dari New York Post.

Model AI itu menggunakan data pribadi dari kehidupan seseorang termasuk pendapatan, profesi, tempat tinggal dan riwayat kesehatan, untuk menentukan angka harapan hidup dengan akurasi 78%.

"Kami menggunakan fakta bahwa dalam arti tertentu, hidup manusia memiliki kesamaan dengan bahasa," ujar Lehmann.

Lebih lanjut Lehmann menyebut, tim penelitinya juga menggunakan program khusus untuk meramalkan kepribadian dan keputusan seseorang dalam mengambil tindakan internasional.

"Kami memperkirakan kematian karena hal ini merupakan sesuatu yang telah dilakukan orang selama bertahun-tahun [misalnya, oleh perusahaan asuransi]. Sehingga kami memiliki gambaran yang baik tentang apa yang mungkin terjadi," ungkapnya.

Baca Juga: Big Match Langsung Tersaji di Pekan Perdana IBL 2023 Pekan Depan

Peneliti juga menggunakan model tersebut untuk membuat prediksi tentang detail yang lebih subjektif tentang seseorang, seperti ciri-ciri kepribadian, yang sering dikumpulkan melalui kuesioner. Hasilnya Life2vec dapat membuat prediksi tentang berbagai ciri kepribadian seseorang, mulai dari harga diri hingga kemampuan bersosialisasi.

Meskipun life2vec terdengar 'menyeramkan dan gila', Lehmann mengatakan, hal ini dapat berguna bagi sejumlah bidang bisnis, salah satunya perusahaan asuransi.

Pro dan kontra tentang AI mungkin masih terjadi hingga saat ini. Apalagi penggunaan AI kerap juga menyertakan data pribadi untuk keberlangsungannya.

Dalam kasus ini, Data Statistics Denmark menjamin keamanan datanya, oleh karenanya penelitian kali ini diatur ketat karena juga berisi catatan rinci tiap penduduk negara tersebut. Bahkan sejumlah penduduk dapat mengaksesnya, termasuk peneliti.

Kendati Google sedang meneliti teknologi AI yang dapat memprediksi kematian seseorang dengan menganalisis catatan kesehatan, sayangnya Life2vec belum siap untuk melakukan 'misi dunia nyata'. "Meski secara teori, kami dapat membuat prediksi apapun,” kata Lehmann.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah