Mengenal Gaya Hidup 'Hustle Culture' Tren Gila Kerja di Kalangan Anak Muda, Apakah Kamu Salah satunya?

- 19 Desember 2023, 15:30 WIB
Hustle Culture, Work
Hustle Culture, Work /Ant Rozetsky/Unplash
  • Burn out

Burn out pastinya menjadi salah satu dampak buruk hustle culture yang banyak dialami. Ketika kamu mengalami burn out, kamu akan merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaan. Efek burn out ini bisa membuat kamu kehilangan motivasi dan kehilangan semangat.

Selain itu, kamu mungkin jadi mudah marah, ragu dengan kemampuan diri sendiri, dan merasa tidak bisa melakukan apa-apa. Jika kondisi ini terjadi, kinerja mu juga bisa terpengaruh.

  • Timbulnya rasa cemas yang berlebihan

Terkadang, kita pasti merasa cemas dan takut membuat orang lain kecewa karena kinerja kita yang kurang memuaskan. Karena pemikiran ini, penganut hustle culture jadi takut melakukan kesalahan di pekerjaannya, sehingga ia terus memforsir dirinya untuk memberikan hasil terbaik dan tampil secara maksimal.

Sayangnya siklus ini malah membawa kamu ke dalam kecemasan berlebih (anxiety) yang bisa berakhir jadi stres. Belum lagi, jika tujuan yang diharapkan malah tidak tercapai.

  • Tidak memiliki work life balance

Budaya hustle culture sangat mungkin menciptakan ketidakseimbangan yang sehat antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi. Akibat bekerja terus-menerus, kamu lupa bahwa masih ada hal lain yang harus diprioritaskan.

Kamu menomor-dua-kan dirimu sendiri sampai lupa makan, kurang tidur, dan banyak lagi yang kamu tinggalkan karena terlalu fokus dengan pekerjaan.Kalau sering terjadi, kesehatan fisik dan mental tentu jadi tidak terjaga.

  • Berkurangnya kehidupan dan kemampuan bersosialisasi

Terlalu memprioritaskan pekerjaan juga bisa menjauhkan kamu dari kehidupan sosial, termasuk hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan. Efek bekerja berlebihan ini bisa menyita waktu istirahat, yang membuat kamu kehilangan momen bersama keluarga dan sahabat.

Bahkan, efek bekerja terus-menerus bisa menciptakan ambisi yang berlebihan, sehingga malah melihat teman kerja atau orang terdekat sebagai “saingan”. Tidak jarang penganut hustle culture melakukan segala hal yang tidak sehat demi mencapai tujuan yang diinginkan dan mengabaikan perasaan orang lain.

  • Menurunnya kreativitas dan produktivitas

Kalau kamu berpikir bekerja terlalu keras bisa membuat kamu lebih produktif, maka pemikiran ini salah. Sebaliknya, menurut Dr. Jeanne Hoffman seorang psikolog dari UW Medicine, “budaya gila kerja” yang dilakukan lebih dari 50 jam per minggu justru bisa melumpuhkan produktivitas dan kreativitas seseorang.

Tidak hanya menurunkan produktivitas, orang yang bekerja sepanjang waktu juga jadi lebih sering sakit karena kurangnya istirahat dan kelelahan. Nah, coba kamu ingat-ingat lagi, berapa banyak jam kerja yang kamu lakukan dalam beberapa minggu belakangan ini?

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah