Cara Tetap Aman Belajar Tatap Muka di Sekolah selama Pandemi Covid-19

- 4 November 2021, 16:11 WIB
Ilustrasi sekolah tatap muka.
Ilustrasi sekolah tatap muka. /Pikiran-rakyat.com/AGUS KUSNADI

PRFMNEWS - Sesuai Inmendagri Nomor 57 tahun 2021, daerah dengan PPKM level 3 sampai 1 diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka hingga 50 persen kapasitas sekolah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Melansir dari situs healthychildren.org, ada sejumlah cara untuk tetap aman belajar tatap muka di sekolah selama pandemi Covid-19, baik bagi siswa maupun staf sekolah.

1. Vaksin Covid-19

American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar semua anak dan remaja yang memenuhi syarat dan berusia 5 tahun ke atas menerima vaksin Covid-19.

Bahkan jika anak Anda telah sembuh dari Covid-19, mereka harus tetap mendapatkan vaksin, kecuali mereka memiliki kontraindikasi sesuai diagnosis dokter.

Baca Juga: Kabar Terbaru Pemeran Ayat-ayat Cinta, Nomor Tiga Bikin Pangling

Ketika lebih banyak siswa dan staf yang divaksinasi lengkap, itu berarti mereka memiliki risiko lebih rendah untuk sakit parah akibat Covid-19.

2. Penggunaan masker

Masker wajah adalah alat sederhana yang telah terbukti bisa membantu menghentikan penyebaran virus Covid-19 kepada tiap orang yang sudah atau belum divaksinasi dan bagi mereka yang berisiko lebih tinggi untuk sakit.

Orang yang divaksinasi lengkap masih dapat terinfeksi Covid-19 dan menyebarkan virus ke orang lain.

Itulah alasan mengapa setiap orang di atas usia 2 tahun harus tetap memakai masker yang menutupi hidung dan mulut.

Sebagai bonus, masker dapat membantu menghentikan penyebaran infeksi lain seperti pilek atau flu.

Baca Juga: Vanessa Angel Sempat Unggah Video di Instagram Sebelum Dikabarkan Tewas dalam Kecelakaan Tol Jombang

Bicarakan dengan dokter anak, jika anak Anda memiliki kondisi medis atau perkembangan yang harus membatasi penggunaan masker.

3. Jaga jarak fisik

Siswa dan staf sekolah yang telah divaksinasi lengkap harus tetap berjarak setidaknya 3 kaki di dalam ruang kelas.

Sementara, Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan, orang yang belum divaksinasi lengkap untuk menjaga jarak fisik setidaknya 6 kaki dari orang lain.

Jika memungkinkan, sekolah harus menggunakan ruang semi outdoor bahkan outdoor untuk belajar, khususnya untuk kegiatan pembelajaran seni atau ekstrakulikuler seperti menyanyi, band dan berolahraga. Jika tidak, ruangan kelas harus dipastikan miliki ventilasi udara yang cukup.

4. Skrining atau pengujian

Tes skrining mengidentifikasi orang yang terinfeksi. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan atau tanpa gejala dan orang-orang yang mungkin menular sebelum mereka memiliki gejala.

Tes skrining dapat ditawarkan kepada siswa dan staf yang belum divaksinasi lengkap dan mungkin berasal dari area dengan tingkat kasus Covid-19 yang lebih tinggi.

Baca Juga: Geger Anak Laporkan Ibu yang Sembunyikan Jenazah Saudara Perempuannya di Kamar Mandi selama 5 Tahun

Tes skrining juga dapat memberikan perlindungan tambahan bagi sekolah yang tidak mampu memberikan jarak fisik yang optimal antarsiswa atau staf. Agar efektif, program skrining bisa dilakukan setidaknya sekali seminggu, dan bisa melaporkan hasilnya dengan cepat (dalam 24 jam).

5. Penanganan khusus siswa dengan risiko lebih tinggi

Jika anak Anda memiliki kondisi medis kronis yang berisiko tinggi, mereka mungkin memerlukan akomodasi tambahan agar tetap aman.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Healthychildren


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x