Aksi longmarch Jogja-Bandung yang dilakukan Komar didukung oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Yogyakarta dan Cahaya Foundation.
Komar sebelumnya bercerita terkait perjuangannya menjalani terapi bermula ketika dia terserang stroke hemoragik (pembuluh darah pecah) pada 2012, saat itu dia berusia 58 tahun.
Setelah terserang stroke, kaki dan tangan bagian kiri Komar mati rasa. Bahkan, mulut dan bahunya miring ekstrem.
Setelah disiplin berkonsultasi dengan dokter, dia dinyatakan pulih dari stroke dan bisa menjalani kehidupan seperti dulu.
Sebagai penyintas stroke, dia merasa prihatin karena banyak orang yang terkena penyakit itu pada usia relatif muda.
Tekad Komar berjalan kaki juga terinspirasi dari perjalanan tentara Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Bandung akibat keruntuhan Perjanjian Renville. Semangat juang itu dia bawa ke dalam upaya longmarch kali ini.
Komar ingin menunjukkan bahwa seorang penderita stroke berpeluang besar untuk kembali pulih jika dilandasi semangat dan tekad juang untuk sembuh.
Sementara itu, Ketua Umum Yastroki Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono Sp.S, MARS, MH menyatakan, aksi Komar untuk lepas dari belenggu stroke melalui kampanye "Gerakan Perang Semesta Melawan Stroke" dengan berjalan kaki ini bisa menjadi pemantik semangat bagi penyintas stroke lain untuk pulih.