Industri Kosmetik Harus Berinovasi untuk Hadapi Wabah Covid-19

- 17 April 2020, 11:53 WIB
Perkosmi Jawa Barat yang diwakili wakil ketua Michael Simon, didampingi pengurus Rizky Ananda Musa dan Asniar berkolaborasi dengan BPOM Bandung yang di wakili Ketua Hardaningsih memberikan bantuan untuk penanganan Covid-19 kepada pemerintah provinsi Jawa Barat pada hari Kamis (16/04/2020) di Gedung Pakuan Bandung.
Perkosmi Jawa Barat yang diwakili wakil ketua Michael Simon, didampingi pengurus Rizky Ananda Musa dan Asniar berkolaborasi dengan BPOM Bandung yang di wakili Ketua Hardaningsih memberikan bantuan untuk penanganan Covid-19 kepada pemerintah provinsi Jawa Barat pada hari Kamis (16/04/2020) di Gedung Pakuan Bandung. //PERKOSMI

BANDUNG, (PRFM) – Banyak negara di belahan dunia yang terkena dampak ekonomi dari wabah virus Covid-19 ini. Di antaranya terganggunya sektor perjalanan, perdagangan dan rantai pasokan di seluruh dunia dengan efek knock-on pada ekonomi dunia, sehingga ini memicu krisis pada perekonomian dunia.

Negara Indonesia pun terkena dampaknya dari wabah Covid-19 ini, banyak beberapa sektor yang mengalami krisis diantaranya sektor industri kosmetik atau skin care. Banyak beberapa pabrikan yang merubah strategi bisnis nya untuk menghadapi wabah corona ini.

Menurut Michael Simon yang juga wakil ketua persatuan perusahaan kosmetik Indonesia (Perkosmi) Jawa Barat, pabrikan kosmetik di JawaBarat tidak ada yang mengalami penutupan baik itu sementara atau permanen dalam menghadapi wabah virus Covid-19 ini. Tetapi lanjut Simon, hampir semua pabrikan merubah pola kerja dan sistem bisnis yang mereka jalankan.

Beberapa anggota pabrikan kosmetik di bawah Perkosmi Jawa Barat, hampir seluruhnya merubah sistem pengaturan jam kerja nya. Pola jam kerja mungkin dilakukan dalam 2 shift sehari, hal ini untuk mengurangi interaksi langsung diantara sesamai pegawai.

Baca Juga: Mantan Kadiskar PB Salurkan 600 Masker Hingga Vitamin Bagi Pemadam Kebakaran

CV Skin Solution yang juga anggota Perkosmi Jawa Barat melalui Owner nya Rizky Ananda Musa mengatakan bahwa di pabriknya mengalami perubahan jam kerja selama pandemi virus Covid-19 ini. Walaupun tetap menjalankan sistem kerja 2 shift, untuk melindungi karyawan nya perusahaan melarang karyawan untuk pulang kampung terlebih dulu selama pandemi ini dan disediakan mess untuk karyawan. Rizky pun mengungkapkan, selama pandemi virus Covid-19 ini penjualan agak mengalami penurunan antara 30-40 persen.

Sistem pemasaran dan penjualan pun mengalami perubahan, biasanya konsumen yang akan membuat produknya datang langsung ke pabrik tetapi dengan adanya pandemi ini, maka konsumen hanya bisa lewat wa ataupun video call untuk konsultasi mengenai produk yang di inginkanya ujar Rizky.

“Perkosmi JawaBarat selalu memberikan arahan kepada anggota nya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya, walaupun di tengah wabah ini penjualan sangat sulit ujar,” Michael Simon.

Baca Juga: Biaya Perawatan Pasien yang di RS Akibat Corona Ditanggung Pemerintah

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah