Sekolah di Jawa Barat Harus Ajak Siswanya Terapkan Gerakan Hidup Sehat untuk Cegah Penyeraban Covid-19

- 10 Maret 2020, 10:11 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memberi arahan kepada 27 kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dalam rapat koordinasi (rakor) di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin (9/3/2020).* HUMAS JABAR
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memberi arahan kepada 27 kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dalam rapat koordinasi (rakor) di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin (9/3/2020).* HUMAS JABAR /

BANDUNG,(PRFM) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat fokus pada pencegahan dan penanganan virus corona atau Covid-19 di Jawa Barat. Selain membuat crisis center khusus corona, pemerintah provinsi Jawa Barat juga sudah menyiapkan beberapa rumah sakit yang dijadikan rujukan penanganan covid-19.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) juga meminta agar setiap sekolah di Jawa Barat untuk mengajak para siswanya menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat.

Baca Juga: Ini Daftar Rumah Sakit di Jabar yang Dijadikan Rujukan Corona

Langkah lainnya adalah dia meminta kepala disdik di daerah untuk memerintahkan agar para kepala sekolah meningkatkan gerakan hidup bersih dan sehat di sekolah, seperti rajin mencuci tangan bagi siswa, guru, dan penghuni sekolah lainnya, menjaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi dan minum vitamin, serta rajin berolah raga.

Dia juga meminta fasilitas mencuci tangan beserta sabun pembersih diperbanyak di sekolah, serta mempersering kerja bakti di lingkungan sekolah yang ditambah dengan penyemprotan disinfektan.

“Saya ingin mendengar sekolah-sekolah dalam kendali bapak/ibu (kepala disdik) melakukan gotong royong, pembersihan-pembersihan. Jadi, kita ada respons positif,” katanya saat memberi arahan kepada 27 kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dalam rapat koordinasi (rakor) di kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin (9/3/2020).

Baca Juga: Antisipasi Dampak Virus Corona, Pemerintah Akan Buat Hotline dari 9 Kementerian/Lembaga

Tak hanya itu, Emil juga menginstruksi seluruh kepala dinas agar sekolah proaktif mengedukasi siswa dan orang tua terutama yang berkaitan dengan status kesehatan COVID-19 yang sering menimbulkan kesalahpahaman.

Dia mencontohkan, ada dua kategori pasien COVID-19, yaitu orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). ODP merujuk pada orang dengan sejarah interaksi dengan orang yang positif korona, atau pernah berkunjung ke negara terpapar korona, tapi masih sehat dan tidak masuk rumah sakit.

“Lalu ada pasien dalam pengawasan (PDP). Orang ini masuk rumah sakit atau suspect, nanti hasil tesnya si orang dalam pengawasan ini bisa positif atau negatif,” jelasnya.

Edukasi ini penting karena bercermin dari perlakuan diskriminasi kepada salah satu siswa sekolah di Kota Depok yang orang tuanya bekerja di rumah sakit yang pernah merawat pasien positif COVID-19.

Baca Juga: MA Batalkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Masyarakat Harus Dapat Pengembalian Dana Iuran yang Sempat Naik

“Tidak boleh ada stigma-stigma yang keliru terhadap suatu laporan hanya karena gara-gara orang tuanya bekerja di rumah sakit, terus anaknya kena bully juga, karena datang dari pengetahuan yang terbatas dari para orang tua. Tapi itu sudah diselesaikan,” tuturnya.

Dalam hal komunikasi publik, Gubernur meminta kepala dinas dan kepala sekolah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar), atau Pikobar di kabupaten/kota masing-masing sebelum mengeluarkan pernyataan ke publik melalui media massa.

Gubernur juga meminta kepala dinas agar mengerem kegiatan sekolah studi banding ke luar provinsi dan luar negeri, atau perjalanan dinas lain yang sifatnya menguras fisik. Begitu pula kegiatan luar ruangan agar digeser ke semester depan.

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Humas Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah