Puluhan Hoaks Beredar Luas di Tengah Musibah Gempa Cianjur

1 Desember 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi hoaks gempa Cianjur. / /Pixabay/muhnaufals

PRFMNEWS - Gempa Cianjur yang terjadi beberapa waktu lalu tidak hanya menyisakan duka saja, namun banyak sekali kabar bohong atau hoaks yang beredar di tengah musibah yang menimpa warga Cianjur tersebut.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) tak hanya menangani dampak gempa bumi Cianjur yang sedang berlangsung dengan memenuhi kebutuhan pengungsi dan melakukan rehabilitasi serta rekonstruksi.

Pemprov Jabar juga turut menangani serta mengklarifikasi puluhan hoaks atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan yang dapat memperkeruh upaya penanganan gempa Cianjur yang sedang dilakukan.

Baca Juga: Dalam Sepekan, Jabar Saber Hoaks Berantas Puluhan Hoax Terkait Gempa Cianjur

Dalam sepekan terakhir, Jabar Saber Hoaks (JSH), unit khusus penanganan isu informasi bohong di lingkup Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar telah menerima 59 aduan hoaks terkait gempa Cianjur.

Rinciannya, sebanyak 23 kasus hoaks yang telah diklarifikasi. Untuk hasil klarifikasi telah tim Jabar Saber Hoaks publikasikan di akun Instagram JSH.

Menurut Kepala Diskominfo Jabar Ika Mardiah, hoaks tentang penanganan gempa Cianjur dengan jumlah 23 terbilang banyak.

"Rata-rata dalam sebulan JSH menerima 40-an kasus hoaks yang diklarifikasi. Namun ketika gempa Cianjur, JSH menerima 23 kasus hoaks dalam sepekan sejak tanggal 21 November 2022 sampai hari ini," kata Ika, seperti yang dikutip prfmnews.id dari laman resmi Pemprov Jabar, pada Kamis 1 Desember 2022.

Baca Juga: Peringati Hari Disabilitas Internasional, Pemkot Bandung Gelar Bursa Kerja untuk Disabilitas pada 3 Desember

Menurut Ika, kebanyakan kasus yang diklarifikasi oleh tim JSH adalah mengenai kejadian saat gempa Cianjur dan dampak dari bencana alam tersebut.

Contohnya seperti video detik-detik longsor gempa Cianjur, yang faktanya adalah video longsor di Palopo, Sulawesi Selatan pada 26 Juni 2020.

Selanjutnya contoh hoaks lainnya adalah laporan mengenai video pergerakan tanah setelah gempa di Cianjur yang menyeret rumah dan bangunan beredar di media sosial TikTok.

Video pergeseran tanah tersebut diklaim terjadi pasca gempa bumi tektonik mengguncang Kabupaten Cianjur bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022.

Untuk mengecek kebenaran tersebut tim JSH melakukan pengecekan, di antaranya mengutip dari beberapa website berita dan juga melakukan penelusuran menggunakan Google Image.

Baca Juga: Atasi Kecemasan atau Ketakutan Berlebih Tanpa Obat dengan Minuman Ini, Kata dr. Zaidul Akbar

Hasilnya, rekaman tersebut bukan diambil pasca gempa bumi Cianjur, melainkan likuifaksi tanah di Kompleks Perumahan Petobo, Sulawesi Tengah akibat gempa Palu 2018 silam.

Lalu Ika pun mengatakan video identik salah satunya diunggah salah satu akun YouTube TV berita.

Dijelaskan usai gempa yang mengguncang Palu dan Donggala terjadi fenomena likuefaksi tanah di Kompleks Perumahan Petobo.

"Jadi kesimpulan rekaman pergerakan tanah yang menyeret rumah dan bangunan yang diklaim terjadi pasca gempa Cianjur adalah keliru. Faktanya, itu merupakan likuefaksi tanah pasca gempa Palu 2018 silam," ujarnya.

Untuk kasus hoaks yang menyebar mengenai gempa bumi Cianjur, menurut Ika kebanyakan kasus hoaks itu false context , misleading content terkait gempa bumi Cianjur.

Mayoritas adalah jenis false context , konten disajikan dengan narasi konteks yang salah dengan memuat video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Ada yang Kaitkan Peristiwa Kemunculan Monyet Liar di Kota Bandung dengan Sesar Lembang, BMKG Angkat Bicara

"Atau video yang terjadi di tempat lain, tapi diklaim sebagai kejadian saat gempa di Cianjur," ucapnya.

Dengan hadirnya hoaks di tengah situasi psikologi masyarakat yang traumatik akan menambah beban bagi masyarakat terdampak, juga meresahkan masyarakat umum lainnya.

Ika pun mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan kepada pihak lain ketika menerima pesan berantai tentang gempa dengan sumber yang tidak jelas.

Ketua Jabar Saber Hoaks Alfianto Yustinova mengatakan, dengan potensi hadirnya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut, masyarakat agar tidak langsung percaya atau menyebarkannya.

Baca Juga: LAZ Persis Raih Penghargaan Fundraising ZIS Berbasis Ormas Terbaik 2022

"Diharapkan masyarakat tetap kritis dengan munculnya informasi-informasi saat ini," kata Alfianto.

Hingga akhir November 2022, JSH telah mengklarifikasi 500 kasus hoaks yang kebanyakan berupa link-link palsu untuk undian berhadiah, bantuan sosial, link penipuan, akun palsu serta hoaks kesehatan.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler