WHO Mencatat Kasus Cacar Monyet Lebih dari 18 Ribu Secara Global

- 28 Juli 2022, 13:45 WIB
Cacar monyet.
Cacar monyet. /REUTERS/Dado Ruvic

PRFMNEWS - WHO telah catat lebih dari 18 ribu kasus cacar monyet yang dilaporkan sebanyak 78 negara, terutama di Eropa. Sampai saat ini, 98% kasus di luar negara-negara Afrika.

WHO mengatakan bahwa virus tersebut merupakan endemik dan telah ada laporan terkena pada pria yang melakukan hubungan seksual dengan pria lagi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal WHO menekan kelompok-kelompok pria sesama jenis untuk meninjau dalam mengurangi jumlah pasangan seks dan meminimalisir kontak dengan pasangan yang baru.

Baca Juga: Kemenkes: Saat ini Belum Ditemukan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

"Ini adalah wabah yang dapat dihetikan, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengurangi resiko paparan" ujar Tedros di Jenewa seperti dilaporkan ANTARA.

"Itu berarti membuat pilihan yang aman untuk diri sendiri dan orang lain," lanjutnya.

WHO sudah menyatakan secara resmi bahwa cacar monyet merupakan suatu kondisi darurat kesehatan global.

WHO juga telah memberi peringatan jika perlu waktu sekitar beberapa minggu setelah dapat dosis kedua vaksin untuk sepenuhnya terlindungi, maka dari itu seseorang wajib ambil sebuah tindakan pencegahan lain sampai saat itu.

Baca Juga: WHO Tetapkan Penyakit Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global

Di Afrika, pasien sebanyak 10% di rawat intensif di rumah sakit, dan 5 orang meninggal. Cacar monyet ini sudah jadi masalah serius kesehatan di beberapa negara di Afrika selama beberapa dekade, namun kasus mulai dilaporkan di luar negara endemik pada bulan Mei silam.

Cacar monyet memiliki sebuah gejala dari ringan hingga sedang seperti demam, mudah lelah, dan lesi kulit yang begitu menyakitkan dimana bisa sembuh dalam berminggu-minggu.

Baca Juga: Persib Perketat Pengamanan GBLA, Pemeriksaan Penonton Dilakukan 3 Lapis

Tedros berujar ada sekitar 16 juta dosis vaksin jumlah besar, maka akan memakan waktu lama untuk memasukkan ke dalam botol. WHO menekan agar negara-negara yang mempunyai banyak stok vaksin supaya bisa berbagi pada negara yang pasokan vaksinnya terbatas.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah