Ratu Yordania Tegaskan Jadi Pro Palestina Tidak Sama dengan Menjadi Antisemit

8 November 2023, 18:30 WIB
Ilustrasi Ratu Yordania memaparkan krisis kemanusiaan akibat pembantaian yang dilakukan Israel di Jalur Gaza Palestina  /REUTERS/Muhammad Hamed

PRFMNEWS - Ratu Yordania Rania, istri Raja Abdullah, menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa mengadvokasi perlindungan nyawa warga Palestina bukanlah “antisemitisme” atau “pro-terorisme”.

Diketahui, bahwa pemboman Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 10.000 warga Palestina, sebagian besar merupakan warga sipil, dan lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Yordania dan negara-negara Arab lainnya menyerukan gencatan senjata segera di Gaza untuk mencegah kematian lebih lanjut.

Baca Juga: PUPR Pastian Perbaikan Stadion dan Lapangan Latihan untuk Piala Dunia U-17 Telah Selesai, Semua Siap Digunakan

Sementara itu, Israel berusaha mencoreng mereka yang menentang kampanye militernya sebagai pendukung Hamas.

"Biar saya perjelas. Menjadi pro-Palestina tidak berarti antisemit, juga tidak berarti dukungan terhadap Hamas atau terorisme," kata Ratu Rania dikutip prfmnews.id dari laman newsrab.com pada Rabu, 8 November 2023.

Dirinya menuturkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah menyaksikan tuduhan antisemitisme yang dijadikan senjata untuk meredam kritik terhadap Israel.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Temukan Remaja yang Tenggelam dan Terseret Arus Sungai Citarum di Cipatat

“Saya ingin mengecam antisemitisme dan Islamofobia dengan tegas, namun saya juga ingin mengingatkan semua orang bahwa Israel tidak mewakili seluruh komunitas Yahudi global. Israel adalah negara berdaulat dan memikul tanggung jawab penuh atas tindakannya," lanjutnya.

Klaim bahwa gencatan senjata akan menguntungkan serangan Hamas akan menjadi “dukungan dan pembenaran” bagi korban sipil.

“Saya memahami bahwa beberapa orang menentang gencatan senjata, karena khawatir hal itu akan menguntungkan Hamas. Namun, dengan membuat argumen tersebut, mereka pada dasarnya menolak dan, pada kenyataannya, memaafkan kematian ribuan warga sipil, yang secara moral tercela,” tegasnya.

Baca Juga: Doel Khamid Resmi Tinggalkan Jabatan Pelatih PSKC Cimahi

Ratu Rania juga menyatakan keraguannya, terhadap pernyataan Israel bahwa mereka berusaha melindungi warga sipil dan dengan gambaran penderitaan manusia yang jelas, klaim ini merupakan penghinaan terhadap kecerdasan seseorang.

“Ketika 1,1 juta orang diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka di bawah ancaman kematian, hal itu tidak dapat dianggap sebagai perlindungan warga sipil, itu adalah pengungsian paksa,” katanya.

Dia juga menyatakan bahwa perintah evakuasi Israel bukan untuk kebaikan Gaza melainkan upaya untuk melegitimasi tindakan mereka.

Ratu Rania sebelumnya mengkritik para pemimpin Barat karena menerapkan "standar ganda" karena gagal mengutuk pembunuhan massal yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina selama pemboman di Gaza.

Baca Juga: YouTube Dikabarkan Akan Buka Fitur E-Commerce Mirip TikTok Shop, Google Indonesia Bilang Begini

Lahir dari orang tua Palestina di Kuwait, Ratu Rania mengecam negara-negara Barat karena menentang gencatan senjata dan berpendapat bahwa sikap diam mereka menyiratkan keterlibatan dalam serangan terhadap sekolah, rumah sakit, gereja, dan masjid.

Pengepungan Israel di Gaza, ditambah dengan kampanye pengeboman yang tiada henti, telah mengakibatkan penderitaan yang sangat besar bagi manusia dan dokter kekurangan pasokan medis bahkan yang paling dasar sekalipun.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler