Melalui Karla Bionics, Pertama Kalinya Indonesia Juara Kompetisi Pengembangan Teknologi Alat Bantu Difabel

22 Juni 2022, 17:48 WIB
Pilot bersama Dhona Dhameria Marchiana Referee (kiri) Nurfalah Samsudi Aprilian sebagai Time Keeper (kanan) /dok Karla Bionics


PRFMNEWS - Indonesia untuk pertama kalinya berhasil meraih juara dalam kompetisi tingkat internasional untuk pengembangan teknologi alat bantu penyandang difabel.

Karla Bionics, startup binaan kampus ITB yang berhasil mengharumkan tanah air dalam kompetisi CYBATHLON Challenges 2022 dalam disiplin Arm Prosthesis Race (ARM).

Karla Bionics menjadi juara ketiga bersaing dengan Swedia, Perancis, dan Spanyol dalam CYBATHLON Challenges di Swiss.

Baca Juga: Malam Puncak Pemilihan Duta Kampus ITB Tahun 2022, Ini Nama-nama Mahasiswa yang Terpilih jadi Duta Kampus ITB

Pada kesempatan kali ini Karla Bionics mengikuti disiplin Arm Prosthesis Race (ARM), untuk menguji "Lengan Prostesis K22BP" yaitu lengan prostesis yang dikembangkan dengan pertimbangan keterjangkauan (affordable) sehingga dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat yang memiliki kendala difabel.

Pengguna teknologi ARM dari Karla Bionics adalah Yayat Supriatna yang merupakan seorang drummer rock penyandang difabel.

Pada kompetisi ini, bukan hanya performa teknologi yang diuji, melainkan juga ketangkasan pilot dalam mengendalikan teknologi tersebut.

Baca Juga: Kampus ITB Sampaikan Keprihatinan Hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz

Meski teknologi lengan prostesis ciptaan Karla Bionics ini terbilang sederhana dibandingkan para pesaingnya, namun berkat harmonisasi ketangkasan Yayat sang Pilot dan teknologi yang ramah guna, performa perdana Karla Bionics di CYBATHLON Challenge berhasil memukau berbagai pihak di kompetisi tersebut.

"Dengan pendekatan yang sesuai dengan sosial dan ekonomi Indonesia secara fungsi setara dengan teknologi yang berkembang di negara Barat," kata Inventor dan Team Manager Karla Bionics, Wildan Trusaji.

Proses persiapan Yayat dan tim Karla Bionics sendiri terbilang singkat, namun Yayat begitu cekatan dalam menemukan berbagai strategi yang tepat untuk memindahkan setiap benda secara cepat, efisien, dan tanpa kesalahan.

Baca Juga: Membanggakan! Mahasiswa DKV ITB Ini Menjadi Ilustrator untuk Poster Film Disney yang Berjudul Turning Red

"Triknya sering latihan, awalnya kita coba dari benda-benda yang mirip, seperti kunci, pulpen, kartu, kelereng, koin dicoba sampai masing-masing kita tahu cara pegang dan cara pindahinnya," timpal Desainer "Lengan Prostesis K22BP" Karla Bionics, Syaiful Hammam.

Proses pengembangan "Lengan Prostesis K22BP" telah berjalan selama lima tahun dengan fokus dari awal untuk menyelesaikan masalah lengan prostesis yang fungsional dan rendah biaya.

Hambatan terbesar dalam proses pengembangan ini justru terletak pada proses pencarian filosofi utama dari lengan bionik itu sendiri, baru kemudian menentukan mekanisme lengan bionik yang sesuai.

Baca Juga: Hatta Rajasa Ajak Alumni ITB Ikut Berkontribusi Pada Pembangunan RS Salman 'JIH' yang Dibangun di Soreang

Setelah melalui banyak riset dan komunikasi langsung dengan penyandang difabel mengenai kebutuhan seorang difabel akan lengan prostesis, maka akhirnya Karla Bionics merumuskan bahwa filosofi atau konsep lengan palsu tidak boleh menyerupai lengan biasa agar para difabel tidak perlu menutupi kekurangannya.

Berdasarkan hal tersebut lengan prostesis yang didesain Karla Bionics memang ditujukan untuk merayakan keunikan. Tampilannya pun dibuat nampak seperti robotik untuk memberikan kesan pertama yang kuat bagi siapa saja yang melihatnya.

Harapannya melalui "Lengan Prostesis K22BP", Karla Bionics dapat menyebarkan pesan #proudactive yang memiliki makna menerima kondisi diri saat ini dengan bangga serta tetap aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan terdekatnya.

Baca Juga: Forum Dosen SBM dan Rektor ITB Sepakat Adakan Negosiasi, Begini Hasilnya

Dua Jenis Lengan Prostesis Karla Bionics

Dalam proses pengembangannya, Karla Bionics bekerja sama dengan penyandang difabel selama tiga tahun terakhir untuk menciptakan teknologi lengan prostesis dengan dua jenis mekanisme berbeda yang keduanya didasarkan pada prinsip keterjangkauan untuk semua lapisan masyarakat. Kedua jenis mekanisme tersebut adalah Body Powered yaitu pengoperasian melalui anggota tubuh lain, dan Electronics Powered yaitu pengoperasian melalui tenaga listrik.

Kesempatan berkompetisi di CYBATHLON Challenge ini juga sekaligus untuk menguji salah satu teknologi lengan prostesis ciptaan Karla Bionics tersebut, yaitu "Lengan Prostesis K22BP" dengan mekanisme Body Powered. Sementara untuk lengan prostesis dengan mekanisme Electronics Powered masih dalam tahap pengembangan oleh Karla Bionics.

Proses pembuatan "Lengan Prostesis K22BP" menggunakan prinsip mekanisme whippletree untuk menciptakan fitur cengkraman yang intuitif melalui tenaga tubuh

Kemudian untuk menambah kepercayaan diri bagi penggunanya, lengan ini dibuat dengan tampilan bionik dari bahan Polyvinyl Chloride yang dipanaskan sehingga membentuk lengan. Selain itu, lengan ini juga mengadaptasi soket dari struktur sepatu lari yang membuatnya nyaman digunakan dalam waktu lama.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler