Harga Pupuk Meroket, Petani: Belum Apa-apa Sudah Ngitung Rugi Bukan Ngitung Untung

- 11 Oktober 2020, 10:35 WIB
Ilustrasi petani menggiling padi. /ANTARA
Ilustrasi petani menggiling padi. /ANTARA /

Apalagi ketika dijual dipasaran, Adi menyebut harga yang dijual itu tergantung pasokan di pasar. Jika ia menjual dengan harga tinggi namun pasokan di pasar cukup banyak, maka dikhawatirkan membuat hasil panennya tak terpakai.

“Kalau hasil tani (harganya-red) tidak bisa nentuin dari petani. Kalau kita jual mahal terus pasokan di pasar banyak, terus kita tidak bisa menjual sesuai harga produksi sini. Kadang-kadang anjlok, kadang untung, pokoknya fluktuatif, tidak tentu,” kata Adi.

Baca Juga: Alasan Kenapa BLT UMKM Rp2,4 Juta Belum Cair dan Ini Cara Mengurusnya

Karenanya ia meminta pemerintah setempat khususnya Pemerintah KBB untuk memperhatikan para petani. Terlebih hal itu membuat tanaman seperti kacang, padi, dan jagung berpotensi terganggu.

“Belum, soalnya harus ngadu kemana ya, ke dinasnya harus tertentu. Tidak tahu, minta tolong sampaikan ke dinas pertanian atau perindustrian KBB,” harapnya.***

Halaman:

Editor: Rifki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x