Waspadai Modus Penipuan Baru di Marketplace

- 7 April 2020, 17:18 WIB
Ilustrasi belanja online.
Ilustrasi belanja online. /PRFM.

BANDUNG,(PRFM) - Teh Anti, warga Bandung ini menjadi korban penipuan belanja online di salah satu marketplace. Ia merugi Rp1,7 juta setelah berbelanja masker. Namun, masker yang ia beli tak kunjung datang, uang yang dibayarkan pun tak bisa kembali.

Pada saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa (7/4/2020), ia menceritakan kronologi penipuan online yang ia alami.

Awalnya, Anti ingin membeli masker di salahsatu marketplace. Ia membeli masker di toko online, lantaran masker di toko konvensional langka dan harganya mahal. Berharap, belanja di online, harganya murah.

Dan memang, di toko online tersebut ia menemukan harga masker yang cukup murah.

"Saya iseng buka salah satu marketplace menemukan satu pelapak yang jual masker per karton, 1 karton berisi 30 box. Harga jualnya murah sekitar Rp1,7 juta," kata Anti.

Baca Juga: Update Corona di Indonesia: 204 Sembuh, 2.738 Positif, dan 221 Meninggal

Dengan harga Rp1,7 juta tersebut ia bisa mendapatkan masker sebanyak 2 karton.

Selayaknya belanja online biasa, setelah mendapatkan barang yang diinginkan dan harga sesuai, ia pun langsung transfer pembayaran ke virtual account marketplace tersebut.

"Saya chat penjualnya, dia bilang barang ready, dan bisa dikirim saat itu juga, saya pun langsung transfer," kata Anti.

Beberapa detik setelah melakukan pembayaran, ia menerima notifikasi bahwa pembayaran telah terverifikasi. Setelah itu, masuk SMS yang mengaku bahwa pengirim adalah pelapak yang menjual masker tersebut.

Baca Juga: Gempa Bumi 5,2 SR Guncang Blitar, Tidak Berpotensi Tsunami

Dalam pesan singkat tersebut, pelapak meminta Anti untuk mengikuti asuransi perlindungan barang. Dalam SMS itu, tertera link yang disebutkan untuk melakukan asuransi.

"Saat cek out sebelum bayar, saya pikir ga perlu asuransi karena bukan barang yang mudah pecah. Akhirnya, ya sudah saya pikir memang benar, saya klik aja linknya (link di SMS yang diterima)," kata Anti.

Ia mengklik link tersebut tanpa menaruh curiga, karena tidak ada peringatan dari marketplace tersebut untuk tidak boleh mengklik link sembarangan.

Setelah mengklik link tersebut, kemudian muncul halaman yang tidak jelas, bukan tampilan marketplace.

Baca Juga: Dede Yusuf Salurkan Bantuan APD Kepada Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bandung

Setelah itu, ia mencoba membuka akun marketplace miliknya, namun alangkah kagetnya, akun dia tidak bisa dibuka.

"Saya sudah masukan username dan password tapi ga bisa dibuka, aneh, kenapa?," tanya dia.

Setelah akun tidak bisa dibuka, ia pun mulai menaruh curiga. Ia segera menghubungi Customer Service (CS) marketplace tersebut. Setelah puluhan kali dihubungi, akhirnya CS mengangkat.

Anti pun menceritakan dan mengadukan apa yang ia alami. Namun dia benar-benar kecewa dengan jawaban dari CS tersebut.

"Jawaban CS benar-benar mengecewakan tidak memberikan solusi, malah menyalahkan saya," kata Anti.

Baca Juga: Emil Alih Fungsikan Hotel Preanger Jadi Tempat Tinggal Tenaga Medis

Anti melanjutkan, CS marketplace tersebut mengatakan bahwa akan ada jawaban via email. Karena email marketplace milik dia juga tidak bisa dibuka, akhirnya ia memberikan email lain.

Keesokan harinya, email dari CS marketplace masuk dan menyampaikan bahwa akun miliknya di-hack.

"Besoknya ada email masuk, tertulis bahwa akun saya di-hack, saya bingung kok bisa di-hack marketplace sebesar itu," kata dia.

Setelah itu, dia berpikir uang pembayaran. Dia mengira uang tersebut bisa di-refund.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rp110 Triliun untuk Jaring Pengaman Sosial

Karena pembayarannya melalui Mobile Banking BCA, ia pun menanyakan transaksi tersebut ke BCA. Dan ternyata memang transaksi pembelian masker tersebut sudah masuk ke rekening marketplace tersebut.

"Saya ingin tanya betulkah uang saya masuk ke rekening marketplace itu, dan betul katanya," kata Anti.

Sampai hari ini Anti melanjutkan, belum ada kejelasan dari marketplace bersangkutan terkait uang pembayaran.

Walaupun ia berkali-kali menghubungi Customer Service-nya. Ia juga sudah melaporkan kejadian ini ke polisi.

"Saya sudah layangkan laporan ke polisi ke Jakarta, tapi belum ada laporan balik. Udah diikhlasin aja, mudah-mudahan saya jadi korban terakhir," tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x