CEK FAKTA: Benarkah Jemaah Haji Meninggal Dunia dan Terlantar di Jalanan Mekkah Berasal dari Indonesia?

- 23 Juni 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi : Jemaah Haji
Ilustrasi : Jemaah Haji /Dok PRFM

PRFMNEWS - Baru-baru ini beredar di media sosial sebuah video yang menampilkan jemaah haji meninggal dunia dan terlantar di jalanan Mekkah.

Video tersebut berulang kali diunggah ulang oleh para pengguna media sosial. Sejumlah pengguna media sosial menggunakan narasi bahwa para jemaah yang meninggal dan terlantar di jalan Mekkah itu berasal dari Indonesia.

Video ini sontak mengundang reaksi netizen di Indonesia. Apalagi netizen yang memiliki kerabat yang sedang melaksanakan ibadah haji pada tahun 2024 ini.

Baca Juga: Kantor Imigrasi Bandung Penuh, Bey Ingin Layanan Bikin Paspor Hadir di Mall BIP

Benarkah bahwa jemaah haji yang meninggal dan terlantar di jalanan Mekaah merupakan jemaah haji dari Indonesia?

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief menjelaskan bahwa orang meninggal dalam video tersebut bukan jemaah haji Indonesia.

“Gambar itu yang beredar tidak mencerminkan yang terjadi pada jemaah kita,” jelasnya seperti dikutip Redaksi PRFM dari keterangan resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, Minggu 23 Juni 2024.

Baca Juga: Berusia 22 Tahun, Jembatan Rp437 Miliar di Bandung Ini Berganti Nama, Begini Alasannya

Hilman kembali mengimbau pengguna media sosial di Indonesia untuk tidak mudah percaya terhadap konten yang beredar.

“Video yang tersebar itu bukan terkait dengan jemaah kita. Ada dugaan jemaah dibiarkan. Yang ada petugas haji kita full team. Ada beberapa spot di sana dan langsung ditangani,” ujarnya.

Insiden ini turut ditanggapi oleh Kabid Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dr. Indro Murwoko.

Baca Juga: HUT Jakarta, Ini Daftar Acara dan Promo Makanan, Wisata, Transportasi Umum pada Minggu 23 Juni 2024

Indro menegaskan, jemaah haji Indonesia yang sakit atau meninggal di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur.

“Laporan tenaga kesehatan di lapangan, jemaah yang sakit atau pingsan, selalu dilakukan treatment, dilakukan tindakan, kemudian dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat. Sejauh ini kita tidak mendapat laporan yang kemudian tidak ditangani. Kalau di berita kan hanya ditutupi kain ihram. Itu kita tidak mendapat laporan itu,” paparnya.

“Semua yang ditemui tenaga kesehatan, insya Allah dilakukan tindakan medis. Kalau dibutuhkan tindakan yang lebih lagi, maka dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat baik ke poskes di Mina muapun RS Arab Saudi yang ada di sekitar situ,” tambah Indro.

Baca Juga: Terakhir 30 Juni, Ini Link Website dan Cara Padankan NIK-NPWP Agar Tak Kena Sanksi

Ketika ada jemaah yang meninggal, lanjut dr. Indro, tenaga kesehatan akan membuat Certivicate of Death (COD).

Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau kantor sektor atau kantor daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, misalnya: surat kesediaan dimakamkan, dan yang lain.

“Setelah administrasi disiapkan, biasanya diserahkan ke Masyariq atau Maktab untuk proses pemulasaraan,” kata Indro.

Baca Juga: Karya Kreatif Jawa Barat 2024 Meramaikan Braga Malam Ini

Ditanya jemaah yang wafat pada fase puncak haji, Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna), dr. Indro mengatakan, berdasarkan data per 20 Juni 2024, pukul 16.00 waktu Arab Saudi, ada 11 jemaah yang wafat di Arafah dan 29 jemaah wafat di Mina.

“Jemaah wafat itu, secara keseluruhan ada 40. Dari data itu, terbagi wafat di tenda, pos kesehatan, dan rumah sakit Arab Saudi, baik di Arafah maupun Mina,” pungkas Indro.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah