Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengaku, pihaknya belum menerima laporan adanya nasabah yang mengalami kerugian akibat notifikasi pop up tersebut.
Oleh karena itu, ia meyakini isu mengenai notifikasi peringatan virus di aplikasi Mobile Banking BCA merupakan sesuatu yang dibuat-buat dan disebarkan di media sosial.
“Saya pikir itu adalah kreasi di media sosial yang mengada-ada, menakut-nakuti nasabah, dan membuat gamang,” ujar Jahja.
Selain menjaga data pribadi, nasabah juga diingatkan untuk hanya mengakses informasi dari saluran resmi BCA, yaitu aplikasi Halo BCA, nomor resmi Halo BCA 1500888 (tanpa 021, +0621, atau tambahan lainnya).
Selanjutnya bisa pula melalui layanan WhatsApp 08111500998 (ada centang hijau), Instagram @goodlifebca (sudah centang biru), dan website www.bca.co.id.
Sebelumnya, kasus penipuan online dengan beragam modus operandi masih bermunculan. Tak jarang, modus yang diterapkan pelaku terlihat terpercaya sehingga membuat korban mengalami kerugian materil maupun non-materil yang tak sedikit.
Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
Baru-baru ini modus kejahatan yang menggunakan file undangan pernikahan tersebut memakan korban salah satu nasabah tabungan di Kota Malang, Jawa Timur yang harus kehilangan saldo di rekeningnya hingga Rp1,4 miliar.***