Berlokasi di Dago, 3 Mahasiswa ITB Dirikan Imah Maggot Bantaran untuk Pengolahan Sampah Kota Bandung

- 26 Maret 2024, 12:30 WIB
Muhammad Aufa Rahdi Sirait, Seranti Ninan Nury, dan Hasna Khadijah, mahasiswa ITB yang menginisiasi pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF di Dago, Kota Bandung.
Muhammad Aufa Rahdi Sirait, Seranti Ninan Nury, dan Hasna Khadijah, mahasiswa ITB yang menginisiasi pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF di Dago, Kota Bandung. /ITB/

Baca Juga: Warga Kelurahan Sukamiskin Sukses Budidaya Maggot, Jumlah Panen Capai Ratusan Kilogram

Sebelum ke tahap pengelolaan sampah dengan maggot, masyarakat diberikan edukasi pemilahan sampah di rumah, beragam manfaat maggot BSF, serta diberikan ember 5 liter sebagai wadah khusus sampah organik.

Kata Hasna Khadijah, maggot ini tidak menyebarkan penyakit dan seluruh siklusnya dapat bermanfaat. Adapun sampah organik yang jumlahnya tinggi merupakan pakan bagi maggot BSF itu sendiri. Larva BSF sendiri bisa makan sampah organik 1-3 kali berat badannya sendiri.

"Kami sharing manfaat dari maggot BSF dan apa saja manfaat dengan bergabung ke program ini, seperti sampah diolahkan dan tidak dipungut biaya. Kami juga menyediakan wadah ember 5 liter yang dibagikan ke rumah-rumah warga,” ujar Hasna.

Program ini mendapatkan respons yang baik dari masyarakat dan membuktikan bahwa mereka mau terlibat dalam pemilahan sampah.

"Dari masyarakat merasa terbantu. Awalnya sampah-sampah tercampur, kemudian disediakan wadah pemilahan dan dijemput ke satu titik penjemputan. Itu membantu dan membuat lingkungan di dalam rumah rapi dan tidak bau," ujar Hasna.

Hasna pun berharap program ini dapat menyelesaikan persoalan sampah organik di lingkungan komunitas dan dapat berkelanjutan.

Baca Juga: Pengabdian Masyarakat UNIBI, Sosialisasi Penggunaan Incinerator dan Budidaya Maggot BSF di Desa Karyamekar

Muhammad Aufa Rahdi Sirait mengungkapkan, ke depannya, produk-produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik dengan menggunakan maggot BSF seperti maggot dan kasgot akan dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat sekitar, seperti kegiatan Urban Farming (Buruan Sae) yang sudah berjalan di RT yang sama, menjadi pakan ayam dan perikanan, hingga subtitusi kompos.

Sementara Seranti Ninan Nury menambahkan, selain dapat menjadi motivasi untuk orang lain, harapannya program ini bisa dilihat hasilnya oleh Pemerintah untuk menjadi alternatif solusi menangani sistem permasalah sampah di Kota Bandung.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah