Berlokasi di Dago, 3 Mahasiswa ITB Dirikan Imah Maggot Bantaran untuk Pengolahan Sampah Kota Bandung

- 26 Maret 2024, 12:30 WIB
Muhammad Aufa Rahdi Sirait, Seranti Ninan Nury, dan Hasna Khadijah, mahasiswa ITB yang menginisiasi pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF di Dago, Kota Bandung.
Muhammad Aufa Rahdi Sirait, Seranti Ninan Nury, dan Hasna Khadijah, mahasiswa ITB yang menginisiasi pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF di Dago, Kota Bandung. /ITB/

BANDUNG, PRFMNEWS – Tempat pengolahan sampah organik di Kota Bandung bernama Imah Maggot Bantaran hadir berkat inisiasi tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Muhammad Aufa Rahdi Sirait, Seranti Ninan Nury, dan Hasna Khadijah.

Lokasi Imah Maggot Bantaran sebagai upaya mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menghadirkan solusi pengolahan sampah organik menggunakan media maggot dari lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) ini berada di RT 04, RW 03, Dago Pojok, Kecamatan Dago, Kota Bandung.

Kegiatan pengolahan sampah organik di Imah Maggot Bantaran yang dilakukan tiga mahasiswa ITB tersebut bekerja sama dengan Komunitas Cika-cika (pegiat lingkungan, kesenian, dan kebudayaan Sunda) sudah berlangsung sejak Januari 2024. Total sudah mengolah sekitar 1 ton sampah sisa makanan.

Melansir laman resmi ITB dijelaskan bahwa Imah Maggot Bantaran di kawasan Dago Pojok ini memang berfokus pada pengelolaan sampah sisa olah dapur (SOD) dari masyarakat sekitar. Saat ini sudah lebih dari 50 kepala keluarga yang mengikuti pengelolaan sampah sisa makanan tersebut.

Baca Juga: Program Rumah Maggot Diresmikan di Kota Bandung, Ditargetkan Kurangi 151 Ton Sampah Per Hari

Awal mulanya, pada tahun 2023, saat seluruhnya masih menjadi mahasiswa aktif di Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, mereka mengikuti “Ideathon Inovasi Sosial S2Cities 2023: Muda Urun Ide untuk Kota Bandung”.

Dalam gelaran yang diadakan World Resources Institute (WRI) Indonesia itu, ketiganya yang tergabung dalam tim Amreta, menjadi pemenang kedua dengan fokus pada topik pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022, mereka melihat komposisi sampah dominan adalah sampah sisa makanan dan mayoritas berasal dari rumah tangga.

Melihat data tersebut, mereka pun merumuskan solusi berupa pengelolaan sampah organik dengan maggot BSF di rumah maggot, yang kemudian diberi nama Imah Maggot Bantaran.

Program pembangunan dan peralatan Imah Maggot Bantaran mendapat dukungan dari WRI Indonesia. Sementara untuk perencanaan program didukung The Local Enablers. Dalam prosesnya, tim Amreta berkolaborasi dengan tokoh dan masyarakat setempat.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x