"Kita sediakan lima ember untuk satu rumah. Sampah yang sudah terkumpul, diangkut ke TPS. Sistem pengolahan sampah organiknya dengan Black Soldier Fly (BSF)," ujar Deny.
Agar warga semakin semangat dalam menerapkan Kang Pisman, disediakan hadiah untuk warga yang rajin dan rutin mengolah sampah, yakni mendapatkan satu ekor ayam.
Usaha ini berbuah manis. Berdasarkan catatan RW 02 Sukamiskin, sebanyak 276 KK dari 368 KK sudah berhasil memilah sampah dengan baik.
Baca Juga: Promo KAI: Naik 3 Kereta Api ini 1-30 Juni Bisa Dapat Tiket Murah Mulai 20 Ribu, Yakin Nggak Mau?
Sampah organik rata-rata yang dihasilkan di wilayah tersebut sebanyak 150 kg/hari.
Sampat dengan bobot 100 kg per hari diolah dengan sistem magot dan pengomposan. Lalu 50 kg sisanya diangkut tim DLH.
"Sampah anorganik 5 kg/hari di manfaatkan kembali. Sehingga jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan kembali sebanyak 105 kg/hari atau 3.150 kg/bulan," beber Deny,
Baca Juga: Insentif RT dan RW di Kota Bandung Bakal Naik
Tapi, Deny mengakui salah satu kendala dalam mengolah sampah adalah sampah residu seperti kaca, pecahan lampu, termasuk plastik.
Sebab untuk melakukan pengolahan sampah residu, RW 02 Sukamiskin belum memiliki sarananya seperti mesin atau apapun yang bisa mengolah sampah sampai habis.