IDAI Tidak Rekomendasikan KBM Secara Tatap Muka Digelar

- 6 Agustus 2020, 21:21 WIB
Ilustrasi Anak Sekolah.**
Ilustrasi Anak Sekolah.** /PRFM/Ilustrasi PRFM

PRFMNEWS - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Yogi Prawira tidak merekomendasikan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka digelar. Pasalnya hal itu berisiko tinggi terhadap penyebaran Covid-19.

Hal tersebut dia katakan menanggapi rencana 27 SMA dan SMK di empat kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang akan menggelar KBM tatap muka dalam waktu dekat.

Yogi mengatakan, setelah melihat kasus Covid-19 di Indonesia yang terus bertambah, kemungkinan KBM tatap muka paling cepat dilaksanakan pada Desember 2020.

"Kami sudah keluarkan rekomendasi tegas untuk tidak menyelenggarakan KBM, karena jika melihat pertambahan jumlah kasus terus meningkat. Lebih bijak kalau kita me-review (mengulas) lagi, KBM bisa dilaksanakan paling cepat Desember," kata Yogi saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis 6 Agustus 2020.

Baca Juga: Satpol PP Jabar Catat 927 Pelanggar Protokol Kesehatan

Yogi mengatakan, daerah yang ingin menggelar aktivitas KBM tatap muka harus memenuhi berbagai syarat, salah satunya terkait epidemiologi.

Kalaupun daerah tersebut sudah masuk zona hijau lanjut dia, harus dipastikan pelajar dan guru berasal dari zona yang sama.

"Kalau dianggap sudah memuhi syarat epidemiologi, balik lagi ke zonasi. Apakah pelajar dan guru yang datang berasal dari zona yang sama? Kan mungkin saja ada yang datang dari zona kuning atau merah," katanya.

Baca Juga: Jadwal Liga Champions Sabtu Ini, Ada Duel Manchester City vs Real Madrid

Konsen kita lanjutnya, harus pada potensi risiko penularan virus Corona di sekolah. Pasalnya, orang yang beraktivitas di sekolah tidak hanya guru dan murid saja tapi banyak pihak.

Ditambah lagi, data menunjukkan anak yang terinfeksi Corona, 90% tertular dari orang yang tinggal di rumah. Dengan orang yang tinggal di rumah saja tertular, kata dia apalagi jika KBM tatap muka di sekolah dilaksanakan.

"Gimana kalau kondisi di sekolah? Di sekolah itu tidak hanya ada siswa dan guru, tapi ada penjaga sekolah, cleaning service, guru dan orangtua siswa lain. Ini semua harus dipikirkan," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Selenggarakan Upacara HUT RI dengan Protokol Kesehatan

Lebih lanjut dia menuturkan, sarana dan prasarana protokol kesehatan penunjang KBM di sekolah tidak akan berjalan optimal jika tidak dibarengi dengan disiplin yang tinggi. Sedangkan merubah perilaku sendiri tidak mudah.

"Ada sekolah yang memasang westafel, membatasi kapasitas kelas untuk jaga jarak. Intinya bukan hanya itu tapi masalah perilaku disiplin, kan tidak mudah," tandasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x