Pabrik Rumahan Pembuatan Pil Berbahaya di Kabupaten Bandung Terbongkar, Sudah 7 Tahun Beroperasi

- 24 Juli 2020, 16:36 WIB
Petugas dari Ditres Narkoba Polda Jabar melakukan olah TKP di pabrik rumahan yang memproduksi pil berbahaya, di Kopo Permai, Kab. Bandung, Jumat 24 Juli 2020. (Galamedia/Lucky M Lukman)
Petugas dari Ditres Narkoba Polda Jabar melakukan olah TKP di pabrik rumahan yang memproduksi pil berbahaya, di Kopo Permai, Kab. Bandung, Jumat 24 Juli 2020. (Galamedia/Lucky M Lukman) /

PRFMNEWS - Tim gabungan dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar, BNN RI dan BNNP Jabar membongkar praktik pembuatan pil berbahaya.

Pabrik rumahan pil berbahaya itu terletak di Perum Kopo Permai III RT 03/21 Blok 18 CDF No.16 Kelurahan Cangkuang Kulon, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Pabrik itu sudah beroperasi sejak tahun 2013.

Dari pengungkapan kasus tersebut, polisi mengamankan empat pelaku berinisial SR, R, MK, dan T. Mereka kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Satu orang lain, L, masih DPO.

Baca Juga: Jangan Buang Struk ATM Sembarangan Agar Tak Jadi Korban Pembobolan Rekening

Dari lokasi, polisi mendapatkan barang bukti berupa ratusan ribu butir obat keras. Selain barang bukti obat keras dan bahan yang diduga sebagai bahan baku pembuatan obat, petugas pun menemukan dua mesin cetak.

Direktur Reserse Narkoba Polda Jabar, Kombes Pol. Rudy Ahmad Sudrajat menyampaikan dalam sehari, pabrik itu bisa memproduksi 100-200 ribu butir pil.

"Jadi pabrik rumahan ini sudah beroperasi sejak tahun 2013. Lokasi rumah ini sewaan. Mereka menyewa. Kami lagi cari pemiliknya," kata Rudy usai olah TKP di lokasi, Jumat, 24 Juli 2020.

Baca Juga: Termasuk Pengguna Knalpot Bising, 1.668 Orang Ditilang di Hari Pertama Operasi Patuh Lodaya 2020

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Galamedia.pikiran-rakyat.com dengan judul "Pil 'Made in Kopo Permai' Disebut Bisa Bikin Orang Jadi 'Fly' "


Ditanya jenis obat apa yang diproduksi pabrik rumahan itu, Rudy menyebut dua nama. Yaitu Trihexyphenidy dan Hexymer.

"Obat ini bisa bikin orang jadi fly. Atau ini juga semacam atau obat penenang," terangnya.

Rudy menambahkan, selama 7 tahun beroperasi, pabrik rumahan itu bisa memproduksi pil dalam jumlah yang cukup banyak. Perkiraan, 100-200 ribu butir pil per hari bisa dihasilkan.

Aktivitas produksi obat keras itu, tambah Rudy, tak diketahui oleh tetangga sekitar. Pasalnya rumah selalu dalam keadaan tertutup.

Di sisi lain, meski di dalam rumah terdapat mesin pembuat pil, suara tidak terdengar keluar karena rumah dipasangi alat peredam suara.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x