Kecamatan Astanaanyar Bandung Sulap Lahan Gang untuk Hadirkan Saskia Gotik yang Bermanfaat

- 5 Oktober 2022, 15:30 WIB
Gang di Astananyar Kota Bandung yang terapkan Urban Farming yang dinamai Saskia Gotik (Sama-sama Kita Abadikan Gang tematik).
Gang di Astananyar Kota Bandung yang terapkan Urban Farming yang dinamai Saskia Gotik (Sama-sama Kita Abadikan Gang tematik). /Diskominfo kota Bandung/

PRFMNEWS - Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung menerapkan konsep urban farming dengan memanfaatkan lahan di gang untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga.

Program memanfaatkan lahan di gang untuk urban farming di Astanaanyar Bandung ini diberi nama Saskia Gotik (Sama-sama Kita Abadikan Gang tematik).

Program ini merupakan pemanfaatan konsep urban farming untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga melalui pemanfaatan lahan di gang.

Melalui Saskia Gotik ini sejumlah gang yang terletak di Kelurahan Karasak, Kecamatan Astanaanyar disulap menjadi lahan penanaman berbagai sayuran.

Baca Juga: Termasuk Buruan SAE, 6 Poin Hasil Konferensi Urban 20 Akan Disampaikan Ridwan Kamil di Presidensi G20 Bali

Uniknya, di setiap gang-gang ini ditanami dengan jenis sayuran yang berbeda sesuai tema berbeda. Seperti ada gang jahe, kunyit, stroberi, pandan, terong, cabe, sereh, pakcoy hingga bunga telang.

Camat Astanaanyar Syukur Sabar mengatakan program Saskia Gotik dimulai sejak tahun 2012. Berawal dari kegiatan PKK yang memanfaatkan lahan kosong untuk urban farming seluas 100 meter persegi.

"Kami bantu bibit, sekam dan tanah. Akhirnya berkembang di program PIPPK kita masukan untuk penanaman di atas drainase, ditutup dengan besi beton sampai dibantu dari kementerian pertanian," ujarnya.

Kemudian, kegiatan tersebut berlanjut ke gang-gang. Diawali dengan gang tema Jahe Merah. Kegiatan ini berhasil dan akhirnya diikuti dengan berbagai tema lainnya.

Baca Juga: Tak Leha-leha, Luis Milla Tetap Rancang Strategi untuk Persib Meski Liga 1 Dihentikan Sementara

"Di sana dilakukan penanaman secara tematik, diawali dengan jahe merah dan berhasil sampai diresmikan oleh Wali Kota Bandung. Terus berkembang hingga dibuat gang tematik tersebut," tuturnya.

"Ini terus berkembang, dengan edukasi kepada masyarakat, hingga muncul gang kunyit, strawberry, pandan, terong, cabe, sereh, pakcoy dan bunga telang," imbuhnya.

Bukan hanya menanam sayuran, buah, dan rimpang, ada juga ternak ayam, lele, dan pengolahan pupuk organik.

Hasil dari gang tematik ini dimanfaatkan warga untuk membuat berbagai olahan untuk penambahan nutrisi atau PMT bagi balita yang ada di posyandu.

Di antaranya, puding dari olahan pakcoy dan bunga telang, nugget lele, manisan terong dan minuman dari jahe dan sereh (jeser).

Baca Juga: Kota Bandung Gencarkan Urban Farming Guna Wujudkan Kemandirian Pangan

"Jeser ini dijadikan minuman kesehatan bagi lansia oleh Puskesmas. Ini alhamdulillah bermanfaat," katanya.

"Ada juga membuat pupuk dari kulit telur, dekorasi dari barang bekas serta biopori untuk menampung air," lanjutnya.

Saat Covid-19 lalu, hasil panen dari urban farming di gang tematik ini juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang sedang isolasi.

"Selama covid panennya untuk membantu warga yang isolasi. Telur, sayuran dan lain lain," ungkapnya.

Ia menambahkan sampai saat ini lahan-lahan urban farming tersebut sudah mencapai setengah hektar secara keseluruhan.

Baca Juga: Cat Lovers, Ini 10 penyakit Menakutkan dari Kucing yang Bisa Menular ke Manusia!

Ia berharap program ini dapat terus berkembang dan bisa diterapkan di berbagai wilayah lainnya di Kota Bandung bahkan di Indonesia.

"Mudah mudahan ini terus bisa terus meningkat dan diterapkan di berbagai wilayah lainnya. Kita juga ingin menelurkan program Polstar (program olah limbah), mengolah limbah untuk berbagai produk," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah