Kronologi Tabrakan Nagreg hingga Buang Tubuh Korban ke Sungai Serayu, Pelaku Sempat Gemetar Ketakutan

- 8 April 2022, 16:15 WIB
Rekonstruksi penabrakan sejoli di Nagreg, Bandung, Jawa Barat, Senin 3 Januari 2022. /Dinas Penerangan TNI AD
Rekonstruksi penabrakan sejoli di Nagreg, Bandung, Jawa Barat, Senin 3 Januari 2022. /Dinas Penerangan TNI AD /Dinas Penerangan TNI AD/

PRFMNEWS - Pelaku tabrakan Nagreg, Kabupaten Bandung Kolonel Priyanto mengungkap kronologi kecelakaan yang menewaskan korban dua sejoli Handi Saputra dan Salsabila hingga memutuskan membuang tubuh mereka ke Sungai Serayu di Banyumas, Jawa Tengah.

Kronologi tabrakan Nagreg mulai sebelum kejadian hingga gotong korban Handi dan Salsabila ke mobil, lalu perjalanan ke Jawa Tengah hingga membuang mereka ke Sungai Serayu, Kolonel Priyanto sampaikan saat sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta pada Kamis, 31 Maret 2022 lalu.

Ia menjelaskan, saat kejadian pada 8 Desember 2022 lalu, dirinya sedang lakukan perjalanan naik mobil bersama dua anak buahnya, Kopral Dua (Kopda) Andreas dan Kopral Satu (Koptu) Ahmad Sholeh.

Baca Juga: Ini 2 Alasan Oknum TNI Terdakwa Kecelakaan Nagreg Buang Tubuh Handi dan Salsabila ke Sungai Serayu

Kolonel Priyanto yang mengaku sedang tidur, duduk di belakang sopir yakni Kopda Andreas. Sementara sopir pengganti, Koptu Ahmad Sholeh duduk di samping Kopda Andreas.

Tiba-tiba ia terbangun saat mendengar benturan keras yang ternyata mobil yang ia tumpangi dan dikemudikan oleh Kopda Andreas menabrak sepeda motor korban yang berboncengan.

"Kemudian saya terbangun karena ada benturan keras. Ternyata ada tabrakan. Mobil berhenti. Sopir, yakni Kopda Andreas melaporkan menabrak. Semua keluar dan melihat ada laki-laki tergeletak di sebelah kanan mobil. Ada perempuan yang teriak di kolong mobil," ungkapnya, dikutip prfmnews.id dari laman ANTARA.

Ia melanjutkan, niat awal dirinya bersama dua anak buahnya ingin membawa dua korban ke rumah sakit setelah diangkat ke dalam mobil.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Ajak Masyarakat di Sekitar Segitiga Rebana Manfaatkan Peluang Usaha dan Ekonomi di Sana

Saat perjalanan yang niatnya menuju rumah sakit terdekat lokasi kejadian, sang sopir Kopda Andreas mengaku gemetar ketakutan dan tidak fokus.

"Andreas gemetar saat menyopir dan tidak fokus. Saya takut (jika terjadi apa-apa) sehingga saya gantikan," ujar Kolonel Priyanto.

Kepadanya, Kopda Andreas menyatakan bahwa penyebab ketakutan lantaran memikirkan nasib keluarganya jika dia ditetapkan menjadi terdakwa kasus penabrakan itu.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah