Network
PRFMNEWS - Sedikitnya 1.000 orang dari berbagai serikat buruh menuntut komitmen Pemerintah Kota Bandung akan kesepahaman usulan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Bandung 2022, naik Rp117 ribu, atau 3,12 persen daripada tahun sebelumnya. Pencabutan usulan dewan pengupahan atas UMK Kota Bandung yang hanya naik 0,86 persen termasuk bagian tuntutan massa.
Massa mengadakan aksi di depan Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis 25 November 2022. Massa bertahan sampai petang. Bahkan, mereka berencana tetap berada di sekitar area Balai Kota Bandung sampai tengah malam guna mengawal Pemkot Bandung untuk memenuhi tuntutannya.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Bandung Hermawan menyampaikan, tuntutan kenaikan Rp117 ribu mengacu pada kumulatif laju pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2020, kuartal I-III 2021.
Baca Juga: Rumah di Komplek Pharmindo Cimahi Kebakaran, Berawal dari Mati Lampu
"Kemudian, muncul 6,35 persen. Hitungan kami berlandaskan LPE, UMK Kota Bandung 2022 laik naik Rp117 ribu. Kami menuntut, Pemkot Bandung memasukan usulan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bahwa UMK 2022 Kota Bandung naik Rp117 ribu," ujar Hermawan seusai bertemu dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung Arief Syaifudin di depan Ruang Tengah Balai Kota Bandung.
Hermawan menyebutkan, sekitar 1.000 orang dari berbagai serikat buruh di Kota Bandung mengikuti aksi.
Massa dengan jumlah sama siap menyusul hadir, bergantian sift dengan rekan-rekannya yang melakukan aksi sejak pagi, dengan tujuan mengawal usulan UMK Kota Bandung 2022 ke Pemprov Jawa Barat.
Baca Juga: Realisasi Program Dana Desa di Kabupaten Bandung Tahun Ini, Terbaru Sudah Capai 78,67 Persen
Sejumlah perwakilan massa masuk ke dalam Balai Kota Bandung. Kepala Disnaker Kota Bandung Arief Syaifudin menemui, dan berdialog dengan perwakilan massa tersebut.
