Cerita Penyintas Covid-19 di Bandung, Setelah Sembuh Tetap Dikucilkan Tetangga

- 26 Januari 2021, 15:34 WIB
Ilustrasi donor plasma konvalesen dari penyintas Covid-19.
Ilustrasi donor plasma konvalesen dari penyintas Covid-19. /Pexels/Amornthep//pexels/Amornthep

PRFMNEWS - Warga Antapani Kota Bandung bernama Yeni, menceritakan kisahnya sebagai penyintas virus corona (Covid-19).

Satu hal paling miris dalam kisah ini, ia mengaku dikucilkan tetangga meskipun sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Ketika dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 pada 31 Desember 2020, Yeni mengaku langsung merasa dikucilkan oleh tetangga.

Baca Juga: CEK FAKTA : Pemilik SIM A dan C Dapat BLT Rp900 Ribu dari Pemerintah?

Baca Juga: Kesaksian Warga Soal Copet di Alun-Alun Bandung: Pelaku Bergerombol

Bahkan saat sudah dinyatakan sembuh, Yeni mengatakan bahwa sikap tetangga tetap sama pada dirinya.

Dirincikan Yeni, anaknya yang ingin sekadar membuang sampah di tong sampah depan rumah, langsung kena tegur tetangga. Alasannya klise, khawatir ada Covid-19 di tumpukan sampah dari rumah pasien.

Anak Yeni sampai-sampai diminta untuk buang sampah sejauh mungkin, minimal di depan kompleks.

Selain itu, tetangga juga melarang anak-anaknya untuk tidak bermain di dekat rumah Yeni. Situasi tidak nyaman ini berlangsung hingga kini, bahkan setelah Yeni dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Baca Juga: Siap-Siap ! Warga dengan Kriteria Ini Bakal Dapat BLT PKH 2021 dari Kemensos

Baca Juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Berikut Aturan Perjalanan di Masa Perpanjangan PPKM Jawa Bali

"Covid-19 ini bukan aib, tapi saya tetangga memperlakukan saya jadi orang yang harus dijauhi. Tidak ada dukungan dari mereka, tapi lebih banyak larang ini itu," tuturnya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Senin 25 Januari 2021.

Selain dikucilkan oleh tetangga, Yeni menyatakan bahwa pelayanan Puskesmas jauh dari yang ia harapkan. Pasalnya, mulai dari biaya rapid test hingga swab test, Yeni mengaku menggunakan biaya sendiri.

 

"Orangtua saya juga sudah lapor ke Puskesmas serta RT RW, bahwa saya positif virus corona, tapi tidak ada penanganan yang intens untuk saya. Akhirnya saya putuskan langsung isolasi mandiri. Biaya swab test berkali-kali, saya pake biaya sendiri. Obat juga saya pake biaya sendiri," jelasnya.

Yeni mengharapkan, tidak ada lagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dikucilkan oleh tetangga. Ia menegaskan, virus corona bukanlah aib yang pantas menjadikan seorang warga dijauhi oleh lingkungan masyarakat terdekat.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x