Kolam Pakar Timbulkan Bau Tak Sedap, Ini Penjelasan Tahura Juanda

- 22 Desember 2020, 11:11 WIB
 Kolam Pakar yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, Bandung.*
Kolam Pakar yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, Bandung.* /Dok Tahura Djuanda

PRFMNEWS - Kolam Pakar yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, Bandung mengeluarkan bau tak sedap.

Kepala Tahura Ir. H. Djuanda Lianda Lubis mengatakan bau yang keluar dari kolam tersebut seperti bau kotoran bercampur gas metan.

Menurut Lianda, persoalan bau tak sedap di kolam Pakar sudah berlangsung lama.

"Kolam itu penuh limbah kotoran hewan, gas metannya meletup-letup. Baunya udah kerasa sampai ke arah gerbang utama," kata Lianda saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa 22 Desember 2020.

Baca Juga: Baznas Kabupaten Bandung Akui Banyak Kotak Amal di Kabupaten Bandung yang Tak Jelas Pengelolanya

Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Hari Ibu Menyentuh, Cocok Buat Status WhatsApp

Kolam Pakar merupakan kolam yang diperuntukkan untuk memutar turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok yang dikelola Indonesia Power.

Bau tak sedap yang timbul berasal dari kotoran hewan dari desa yang berada di atas Tahura.

"Kondisinya (kolam) kelihatan kotor kayak jadi lumpur pembuangan atau tempat penampungan limbah," katanya.

Sebenarnya ungkap dia, beberapa waktu lalu pihaknya bersama Indonesia Power dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Provinsi Jawa Barat sudah melakukan pertemuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Mereka berencana mengolah limbah tersebut untuk kemudian dijadikan pupuk.

Baca Juga: Keren! Google Doodle Bisa Bikin Kartu Ucapan Hari Ibu, Begini Caranya

Baca Juga: PGI Berharap Warga Gereja Maknai Tema Natal Tahun Ini Sebagai Upaya Membantu Penanganan Covid-19

Baca Juga: Diperingati Hari Ini, Berikut Tema dan Makna Logo Peringatan Hari Ibu 2020

Tahura kata Lianda akan menyediakan lahan dan alat untuk pengolahan limbah tersebut, agar tidak mencemari Sungai Cikapundung.

"Ada rencana bikin tempat pengolahan limbah, kita sediakan tempat tapi ga luas. Barangkali bisa kerjasam supaya limbahnya tidak dibuang ke Cikapundung tapi diolah dan pupuknya dimanfaatkan untuk kami," katanya.

Namun lanjut dia, sampai saat ini belum ada lagi pembicaraan mengenai rencana tersebut.

Dia pun berharap segera ada pembahasan lagi mengenai hal tersebut agar persoalan limbah ini tidak berlarut-larut. 

"Belum ada follow up lagi, sementara air makin kotor dan gelembungnya makin besar," pungkasnya.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x