PRFMNEWS - Beberapa daerah di Indonesia mulai menetapkan kejadian luar biasa (KLB) campak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian menyampaikan, di tahun 2023 ini ada 17 suspek campak.
Dari 17 suspek itu, sebanyak dua sampel sudah keluar hasilnya dan keduanya positif campak.
"Dari 17 itu ada yang sudah keluar hasil lab-nya 2 dan dua-duanya confirm, positif (campak)," kata Anhar saat mengudara di Radio PRFM 107,5 News Channel Jumat, 27 Januari 2023.
Baca Juga: Waspadai Bahaya Komplikasi Campak pada Anak Bisa Ancam Kesehatan Paru-paru, Mata hingga Otak
Dijelaskan dia, kedua pasien yang dinyatakan positif ini memiliki hubungan epidimiologis karena keduanya adalah pasangan adik-kakak.
"Mereka kakak beradik," ujarnya.
Yang pertama mengalami gejala campak adalah kakaknya pada 27 Desember dan mengalami ruam satu minggu kemudian.
"Kemudian adiknya mulai demam 2 Januari, memang berdekatan," sebutnya.
Namun begitu, Anhar pastikan keduanya kini sudah dinyatakan sembuh.
Baca Juga: Kemenkes Ingatkan Pencegahan Campak Diperoleh Melalui Imunisasi
Terhadap kasus itu, Dinkes Kota Bandung langsung melakukan penyelidikan epidemiologis yang lebih ketat dengan memantau anak-anak di sekitar tempat tinggal anak tersebut.
"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada kasus baru di daerah kasus tersebut," ucapnya.
Untuk 15 sampel suspek lainnya hasil lab-nya belum keluar.
Belum tetapkan KLB Campak
"Dengan kondisi seperti itu kami belum dapat atau tidak dapat menyatakan kalau di kota Bandung terjadi KLB," sebutnya.
Anhar menyampaikan, ciri dari campak mirip dengan DBD yaitu pasien mengalami demam tinggi dan ada ruam bintik merah.
"Untuk memastikannya kalau anak demam dan ada bintik merah mending segera akses layanan kesehatan bisa ke dokter, bisa puskesmas untuk dipastikan apakah kriteria suspek campak atau bukan, jangan ditunda," pintanya.***