PRFMNEWS - Tim Futsal Kota Bandung pada pertandingan terakhir Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (PORProv) XVI 2022, berhasil menumbangkan Kabupaten Bandung dengan skor tipis 2-1.
Usai pertandingan, kubu Kabupaten Bandung melayangkan protes atas kepemimpinan wasit yang seperti tidak netral. Bahkan akibat protes keras, pelatih kepala tim Kabupaten Bandung diganjar kartu kuning, saat pertandingan babak kedua menyisakan beberapa menit.
Meski menang melawan Kabupaten Bandung dan menjadi pemuncak klasmen grup dengan nilai 7, tim pelatih mencatat sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki selama menjalani babak kualifikasi.
“Kualitas cukup bagus, masalah mental yang perlu diperbaiki. Sulit lepas dari tekanan lawan. Ini yang menjadi catatan penting bagi kami,” jelas pelatih kepala, Yusuf Maulana, usai pertandingan di GOR Ciateul Garut, Sabtu 19 Juni 2021.
Yusuf tidak menampik, minimnya jam terbang anak asuhnya menjadi penyebab mengapa mental bertanding mereka kurang baik. Dengan hasil ini, Yusuf menegaskan tim pelatih segera melakukan upaya perbaikan, mengingat waktu menuju babak utama masih cukup lama.
“Dalam tiga pertandingan babak kualifikasi nampak ada progres, namun sekali lagi, mental bertanding yang jadi persoalan. Kita masih punya waktu setahun, jadi kami akan berusaha maksimal untuk memperbaiki kekurangan tadi, termasuk merancang agenda latih tanding,” tandas Yusuf.
Disinggung tentang target yang dibebankan yaitu medali emas, Yusuf mengatakan tidak ada persoalan dengan target tersebut. Dirinya bersama tim pelatih akan berupaya maksimal mencapai target tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Polri Belum Bahas Pencabutan Izin Liga 1 dan Liga 2
“Target emas, lawan berat kita di babak utama itu Kabupaten Bogor sebagai juara bertahan,” tandas Yusuf.
Manager Tim Futsal Putra kota Bandung, Dade Gunadi mengatakan, target emas yang dibebankan tidak jadi persoalan sepanjang sarana penunjang memadai. Menurut Dade, sarana dan fasilitas latihan yang ada saat ini tidak memenuhi standar. Selama ini, lanjut Dade, pihaknya selalu menyewa sarana latihan milik swasta, sehingga program yang dirancang tim pelatih tidak bisa optimal.
“Dengan target emas, kami sangat berharap Dispora maupun KONI kota Bandung bisa mengatasi persoalan ini secepatnya,” ungkap Dade.***