Pembangunan tersebut dimulai dari Teluk Bayur-Padang Panjang-Bukittinggi dan Padang Panjang-Sawahlunto. Sampai tahun 1892 jalur kereta sudah mencapai Muara Kalaban.
Demi menjangkau lokasi pertambangan batu bara Sawahlunto, pembangunan jalur kereta api dilanjutkan dari Halte Muara Kalaban berbelok ke arah utara dengan melalui sebuah terowongan dan jembatan yang melintasi Sungai Lunto sepanjang 30 meter.
Tanggal 1 Januari 1894 jalur tersebut dibuka bersamaan peresmian Stasiun Sawahlunto.
Hasil pertambangan batu bara di Sawahlunto menunjukan hasil yang memuaskan setelah jalur Pelabuhan Teluk Bayur-Sawahlunto selesai.
Namun, akhir tahun 2000 produksi batubara di Sawahlunto semakin berkurang. Secara otomatis aktivitas dan keberadaan kereta api di Sumatera Barat juga terimbas nyata.
Sebagai upaya melestarikan Stasiun Sawahlunto, KAI dan pemerintahan Kota Sawahlunto bekerja sama memanfaatkan Stasiun Sawahlunto sebagai museum yang diresmikan pada 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Salah satu koleksi Museum Sawahlunto yang terkenal adalah Lokomotif Uap bergigi E1060 atau lebih dikenal dengan sebutan “Mak Itam”. Anda juga bisa mencoba sensasi berwisata menggunakan kereta api Mak Itam ini lho.
Selain itu, Museum Sawahlunto dapat disewa untuk kegiatan pameran, ruang pertemuan, pemotretan, shooting, pesta pernikahan, festival, bazar, pentas seni, workshop, dsb.
3. Museum Kereta Api Bondowoso