Pariwisata Disebut Bisa Menjadi Jalan untuk Kembali Meningkatkan Penggunaan Bahasa Sunda

6 Maret 2023, 09:40 WIB
Wisata budaya dan edukasi musik sunda di Saung Angklung Udjo di Jalan Padasuka Kota Bandung. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Saat ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) penggunaan atau penuturan bahasa sunda mengalami penurunan.

Ketua Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran, Dr. Hery Wibowo menyampaikan, ada beberapa hal yang menyebabkan penuturan bahasa sunda berkurang.

Namun dia juga mengungkap jika pariwisata bisa menjadi salah satu hal yang dapat mendongkrak kembali penggunaan bahasa sunda.

Baca Juga: Perlindungan Bahasa Sunda, DPRD Kota Bandung Rancang Perda Pemajuan Kebudayaan

"Kalau pariwisata tidak ada batasnya. Jadi pariwisata mereka yang datang ke Indonesia turis mancanegara itu mencari yang tidak ada di negaranya atau yang unik-unik, inilah peluang bahasa sunda dan budaya sunda menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ucapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Minggu, 5 Maret 2023.

Disampaikannya, dengan menghadirkan budaya dan bahasa sunda di berbagai lokasi bisa mendorong kembali penggunaan bahasa sunda.

"Jadi dengan lokal kita maju," ucapnya.

Baca Juga: Dadang Supriatna Wajibkan Warga Kabupaten Bandung Bicara Pakai Bahasa Sunda Tiap Hari Rabu

Menurutnya, pada sektor pariwisata yang menonjolkan bahasa dan budaya sunda, maka itu bisa meningkatkan kembali kebanggaan dan penggunaan bahasa sunda.

"Jadi ketika film-film berbahasa sunda, novel-novel atau pertunjukan berbahasa sunda harusnya kita harus sangat bangga karena orang lain tidak punya," ucapnya.

Bahasa sunda, kata Hery, bukan hanya sebatas media komunikasi. Menurutnya, ada peran lain pada bahasa sunda di antaranya adalah sebagai media transformasi nilai dan lainnya sehingga sangat penting untuk dipertahankan.

Baca Juga: Saat Putih Abu-Abu dan Coldplay Saling Komen Pakai Bahasa Sunda

"Bahasa bukan hanya sarana komunikasi, bahasa daerah khususnya adalah transformasi nilai, norma, dan etika," ucapnya.

"Seperti silih asah, silih asih, itu kan mengandung nilai moral," lanjutnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler