Cerita Bola Produksi Majalengka Bersertifikat FIFA yang Pernah Dipakai di Piala Dunia

7 Maret 2021, 11:15 WIB
Piala Dunia U-20 2023 akan berlangsung di Indonesia dan tulang punggung tim nanti adalah Timnas U-16 sekarang. /FIFA

PRFMNEWS – Piala Dunia selalu menyimpan cerita baik di dalam maupun di luar lapangan. Aksi para pemain di lapangan hijau kerap membuat decak kagum para penikmatnya, bahkan tak jarang yang bersinar di Piala Dunia langsung banyak direkrut tim top Eropa.

Di samping itu, dari luar lapangan perlengkapan pertandingan mulai dari jersey, sepatu, hingga bola pun selalu jadi bahan perbincangan.

Khusus bagi bola yang digunakan dalam Piala Dunia, ternyata Indonesia pernah menjadi produsen dan penyuplai bola untuk Piala Dunia sejak tahun 1998 lalu.

Baca Juga: Musim Hujan di Jawa Barat Berakhir Mei, BMKG: Kewaspadaan Masih Perlu Ditingkatkan

Sebut saja, bola Tricolore untuk Piala Dunia 1998 Perancis, bola Fevernova untuk Jepang-Korea Selatan 2002, bola Teamgeist untuk Jerman 2006, bola Jabulani untuk Afrika Selatan 2010, dan bola Brazuca pada Piala Dunia Brasil 2014 adalah Made in Indonesia.

Adalah PT Sinjaraga Santika Sport (Triple S) pabrik asal Majalengka, Jawa Barat yang membawa nama Indonesia semerbak di Piala Dunia FIFA itu.

Menurut Pendiri Triple S, Irwan Saputra, ceritanya bermula saat ia kerap menjadi penyuplai peralatan tenis untuk sejumlah negara di dunia.

Baca Juga: Info Cuaca Bandung Hari Ini 7 Maret 2021: Cuaca Pagi dan Siang Lebih Berawan, Bagaimana Kalau Sore?

“Kebetulan saya pelatih tenis nasional, saya kerja sama dengan orang Korea. Saya bisa memasarkan peralatan tenis itu terbesar di Indonesia. Dari sana dia mempresentasikan ‘kalau bapak bisa bikin pabrik bola standar internasional itu 5 ribu tenaga kecil itu sedikit,” kata dia dalam talkshow PRFM "Triple S Bola Extravaganza, dari Majalengka untuk Dunia", Sabtu 6 Maret 2021.

Tanpa pikir panjang, Irwan yang kala itu bertekad untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warga Majalengka seketika mengiyakan dan mengikuti pelatihan bersama temannya itu.

Sehingga ke depannya diharapkan dapat membangkitkan industri dalam negeri khususnya di bidang sepak bola.

Baca Juga: Alami Defisit, Jabar Berencana Impor Bawang Putih dari China

Tak main-main, bola produksi Triple S ternyata bersertifikasi FIFA. Untuk itu ia mengajak bagi calon pemain sepak bola untuk menggunakan ‘bola beneran’ yang berstandar FIFA.

“Kampanye kita kalau sekarang itu ‘beli bola beneran’, kan berlisensi FIFA pemain olahraga profesional itu mesti beli bola yang benar yang berlisensi FIFA, bersertifikat FIFA,” kata dia.

Menurutnya, standar yang diberikan FIFA cukup banyak dan memakan cost yang tak murah.

Baca Juga: Pemprov Jabar Catat Adanya Defisit di Sejumlah Komoditas Bahan Pokok

“Standar FIFA, berat, lingkaran, tendangan itu minimal di tes 1.000 kali dengan tendangan. Terus penyerapan air, terus kebulatan setelah ditendang. Itu sampai Rp250 juta testing saja, kalau kita lulus, tapi kalau tidak lulus harus ulang lagi,” ujarnya.

“Kemudian setelah lulus harus diasuransikan sekian juta USD dan berlaku di seluruh dunia. Setelah lulus-lulus semua kita harus bayar royalti sekian USD,” tambahnya.

Hingga kini, Triple S masih aktif memproduksi bola yang berstandar FIFA. Bahkan beberapa tahun lalu Presiden Joko Widodo yang bertemu dengan Presiden Argentina Mauricio Macri memberikan cinderamata berupa sebuah bola produksi Triple S.***

Editor: Haidar Rais

Tags

Terkini

Terpopuler