UU Cipta Kerja Disahkan, Ida Fauziyah Tulis Surat Terbuka: Saya Berupaya Mencari Titik Keseimbangan

- 6 Oktober 2020, 08:17 WIB
Omnibus Law Resmi Diketok, Simak Ini Surat Terbuka dari Menaker Ida Fauziyah untuk Pengangguran dan Pekerja
Omnibus Law Resmi Diketok, Simak Ini Surat Terbuka dari Menaker Ida Fauziyah untuk Pengangguran dan Pekerja /ANTARA /ANTARA

PRFMNEWS - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja menjadi Undang-undang (UU) Cipta Kerja pada Senin 5 Oktober 2020 kemarin.

Pro kontra langsung datang setelah adanya keputusan pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta kerja ini.

Dengan adanya berbagai gejolak penolakan pengesahan UU Cipta Kerja, terutama dari kalangan buruh, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pun menyampaikan sebuah surat terbuka bagi serikat pekerja atau serta serikat buruh. Surat ini dia sampaikan melalui sebuah unggahan di Instagram resmi Kementerian Ketenagakerjaan @kemnaker, Senin 5 Oktober 2020 malam kemarin.

Baca Juga: Sah Jadi Undang-Undang, Pembahasan Ciptaker Dinilai Kurang Membuka Ruang Dialog

Surat terbuka menaker Ida Fauziyah untuk serikat pekerja ini ia beri judul "Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur"

Berikut adalah kutipan lengkap surat terbuka dari Menaker Ida Fauziyah :

Baca Juga: Tok! DPR Sahkan RUU Ciptaker Menjadi Undang-Undang

Kepada teman-teman serikat pekerja/serikat buruh,

Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal. Aspirasi kalian sudah Kami dengar, sudah Kami pahami. Sedapat mungkin aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian dari RUU ini. Pada saat yang sama kami juga menerima aspirasi dari berbagai kalangan.

Saya berupaya mencari titik keseimbangan. Antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan. Tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan dengan sebaik-baiknya.

Saya paham ada di antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan mengerti. Ingatlah, hati sata bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur.
Terkait rencana mogok masal nasional, saya meminta agar dipikirkan lagi dengan tenang karena situasi jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. Pandemi Covid-19 masih tinggi, masih belum ada vaksinnya.

Pertimbangkan ulang rencana mogok itu. Bacalah secara utuh RUU Cipta Kerja ini. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir. Soal PKWT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK. Jadi teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang.

Karena sudah banyak yang diakomodir, maka mogok menjadi tidak relevan. Lupakanlah rencana itu. Jangan ambil risiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami dan anak-anak di rumah. Mereka wajib kita jaga agar tetap sehat.

Saya mengajak kita kembali duduk bareng. Dengan semanagat untuk melindungi yang sedang bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur. Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan. Saya percara kita selalu bisa menemukan jalan tengah yang saling menenangkan. Kita sedang berupaya menyalakan lilin, dan bukan menyalahkan kegelapan.

Salam sayang saya kepada keluarga di rumah. Tetaplah sehat. Kitarawatkita.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah