Pengamat: Pemberian Kuota Internet Bagi Siswa dan Guru Terkesan Gimik Pemerintah

- 1 Oktober 2020, 22:14 WIB
Kakak beradik, Nolin (kanan) dan Adel (kiri) Siswi SMPN 16 Sigi, tengah membaca modul pelajaran bentuk dari pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan pemerintah. Keterbatasan belajar secara daring membuat mereka harus didatangi langsung oleh guru.*
Kakak beradik, Nolin (kanan) dan Adel (kiri) Siswi SMPN 16 Sigi, tengah membaca modul pelajaran bentuk dari pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan pemerintah. Keterbatasan belajar secara daring membuat mereka harus didatangi langsung oleh guru.* /Muhammad Izfaldi/ANTARA

“Masalah PJJ bukan cuma kuota. Kita semua tahu ada anak yang tidak punya gawai. Jadi kalau tidak punya gawai dikasih kuota sama aja bohong ada juga daerah yang tidak ada akses internet,” ungkap Indra.

Baca Juga: Kemenag Sebut Keberangkatan Umrah Indonesia Masih Tunggu Izin Arab Saudi

Karenanya ia meminta pemerintah untuk melakukan kajian ulang terkait PJJ secara umum. Pasalnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah tidaklah sedikit.

“Harusnya bisa dikaji lagi, apalagi uang rakyat yang dipakai kan tidak sedikit, ada 7,3 triliun. Kalau dikasihnya kuota kan masalah. Tidak tepat sasaran. Ibarat rumah sakit, orang sakit macem-macem, tapi semuanya dikasih paracetamol,” tandasnya.***

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x