CEK FAKTA Debat Capres, Prabowo Sebut Utang Indonesia Terkecil dan Tak Pernah Gagal Bayar ke Luar Negeri

- 8 Januari 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi Utang luar Negeri Indonesia (ULN).
Ilustrasi Utang luar Negeri Indonesia (ULN). /PRFM

Baca Juga: Ganjar Serukan Pentingnya Duta Besar Siber dan Reformasi Kepolisian di Indonesia

“Selama APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita defisit, artinya pendapatan kita masih lebih kecil dari belanja, maka nominal utang kita meningkat. Jadi, pernyataan itu berlaku sejak zaman Presiden Soekarno,” jelas dia.

Deni tak memungkiri utang luar negeri Indonesia akan terus meningkat lebih tinggi dari masa pemerintahan sebelumnya. Namun kabar baik yang diungkapnya bahwa saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga mencapai tingkat tertinggi sejak Kemerdekaan Indonesia.

“Artinya, utang Indonesia yang meningkat turut diiringi oleh kemampuan membayar utang yang juga meningkat. Jadi, utang pemerintah dalam kondisi yang aman dan tidak berbahaya,” ujar Deni.

Selain itu, Deni menjamin bahwa Pemerintah Indonesia saat ini bisa mengelola utang dengan baik. Hal itu tercermin dari posisi utang yang masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Prabowo: Saya Sangat Transparan dan Semua Semua Partai Pengusung Bapak Profesor Anies Dukung Program Saya

Posisi utang pemerintah per April 2023 tercatat sebesar Rp7.849,89 triliun. Jumlah tersebut turun Rp28,19 triliun dari Maret 2023 yang tercatat sebesar Rp7.879,07 triliun. Dengan demikian, rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,15 persen.

“Catatan tersebut masih berada di bawah batas aman atau threshold rasio utang pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa rasio utang maksimal 60 persen dari PDB dan defisit APBN maksimal 3 persen dari PDB,” terangnya. ***

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah