OJK Sebut Gen Z dan Milenial Kurang Ahli Atur Keuangan dan Sering Ngutang

- 23 Agustus 2023, 08:40 WIB
Ilustrasi utang.
Ilustrasi utang. /Pixabay/Tumisu/

PRFMNEWS - Generasi milenial dan gen Z dinilai kurang piawai dalam mengatur keuangan. Pasalnya, baik generasi milenial maupun gen Z diketahui memiliki utang jauh lebih banyak dibandingkan dengan generasi boomers saat ini.

Kondisi seperti ini tentu saja ada sebabnya. Salah satunya adalah gaya hidup generasi sekarang berbeda dengan gaya hidup generasi sebelumnya.

Baru-baru ini seperti diketahui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan fakta banyak kalangan muda yang tak bisa mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) karena terjerat PayLater.

Baca Juga: Komisi XI DPR RI dan OJK Gelar Sosialisasi dan Edukasi Literasi Keuangan Bagi Mahasiswa

Ternyata, OJK juga sudah merilis statistik fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) per Desember 2022, yang menunjukkan pengguna pinjol terbanyak adalah generasi millennial dan z, dengan rentang usia nasabah yakni 19-34 tahun.

Artinya, pengguna FinTech pendanaan bersama didominasi oleh generasi milenial dan gen Z. Jadi, tidak heran lagi jika kedua generasi tersebut suka utang.

Mengutip dari situs resmi OJK, Rabu,23 Agustus 2023, data tersebut menunjukkan generasi millenial dan z lebih suka berutang dibandingkan generasi lainnya. OJK juga mencatat ada sejumlah alasan mengapa generasi milenial dan z suka berhutang.

Baca Juga: OJK Jabar Minta Warga Tak Pakai Pinjol Untuk Keperluan Ramadhan dan Lebaran

Alasan berutang

  1. Kemajuan teknologi termasuk kemudahan akses pinjol

    Alasan pertama ialah kemajuan teknologi yang memudahkan akses FinTech pendanaan ke aplikasi pinjol maupun fitur PayLater.

    Selain aplikasi pinjaman, ada pula aplikasi untuk belanja online yang berupa e-commerce dan aplikasi lainnya. Sekarang, jika Anda ingin berbelanja dapat dilakukan dengan mudah.

    Apalagi jika aplikasi tersebut menawarkan paylater, yang mana bisa membeli terlebih dahulu lalu membayarnya nanti.

    Kemungkinan untuk mengakses produk dan layanan dengan mudah seperti yang telah disebutkan, dan tanpa berpikir panjang mempertimbangkan dampak jangka panjang, hal ini menjadi penyebab kedua generasi mengendalikan utang.

    Secara tidak sadar, kegiatan tersebut termasuk dalam utang konsumtif. Maka dari itu, penting menyikapi dengan bijak adanya kemajuan dan kemudahan pada teknologi.

    Baca Juga: Hati-Hati! Satgas Waspada Investasi Temukan 133 Fintech P2P Lending Ilegal, Masyarakat Perlu Waspada

  2. Gen Z dan milenial masuk dalam usia produktif

    Sebagai kelompok usia produktif yang bekerja dan memiliki pendapatan, mereka berpikir tidak masalah jika berhutang karena nanti pasti bisa membayarnya.

    Padahal, kita tidak tahu ke depan akan seperti apa. Beberapa dari mereka, generasi milenial dan gen Z memiliki uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan berbelanja.

    Hanya saja mereka belum cakap mengatur finansial. Hal seperti ini cenderung menjadi konsumtif.

    Sebagai contoh, seorang anak muda menggunakan PayLater untuk membeli ponsel pintar (smartphone) terbaru, dengan dalih akan menerima gaji dan dapat melunasi utang tersebut di bulan depan.

    Jika tidak membuat perencanaan keuangan yang baik hal ini justru bisa menjadi beban di masa depan.

  3. Biaya pendidikan yang terus meningkat

    Beban kuliah yang signifikan dapat mempengaruhi keputusan kedua generasi tersebut dalam masalah keuangan. Banyak dari kedua generasi tersebut mengambil pinjaman pendidikan dengan jumlah besar dan dibayarkan setelah lulus.

  4. Kurangnya literasi keuangan

    Alasan lainnya, literasi keuangan yang masih kurang. Padahal, literasi keuangan yang cukup akan membangun kesadaran untuk menciptakan keuangan yang sehat.

    Sehingga, seseorang bisa mengurangi utang konsumtifnya, bahkan bisa menabung atau berinvestasi.

    Pada intinya, literasi keuangan yang cukup dapat menanamkan kebijaksanaan seseorang dalam mengelola keuangannya, dan juga membatasi keinginannya dalam berbelanja.

    Baca Juga: Sampaikan Apresiasi, Presiden Jokowi: Fintech Beri Kontribusi Positif Bagi Perekonomian Nasional

 

 

 

Lantas, adakah tips untuk terhindar dari kebiasaan utang konsumtif? Berikut tips untuk menghindari kebiasaan utang konsumtif?

  • Meningkatkan pemahaman produk keuangan dan melakukan perencanaan keuangan
  • Selektif dalam mengatur pengeluaran, utamakan kebutuhan dibanding keinginan
  • Belanja sesuai kebutuhan dan hindari belanja secara konsumtif dan impulsif
  • Berhutang hanya untuk keperluan mendesak atau bersifat produktif

Itulah beberapa penjelasan mengenai mengenai perilaku generasi milenial dan gen Z yang suka utang, dan tips untuk mencegahnya. Mulai sekarang, kita harus lebih hati-hati dan selektif dalam mengatur keuangan agar tidak terjerat utang, ya gengs!***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah