Kenalan dengan Salsabilla Rasika, Wisudawan Teman Tuli ITB dari Jurusan DKV

- 23 Juli 2022, 20:59 WIB
Salsabilla Rasika, Wisudawan Teman Tuli DKV ITB yang Menginspirasi.
Salsabilla Rasika, Wisudawan Teman Tuli DKV ITB yang Menginspirasi. /Dok ITB

PRFMNEWS - Sebanyak 2.050 wisudawan mengikuti Wisuda Juli ITB Tahun Akademik 2021/2022.

Dari ribuan wisudawan itu, terdapat satu wisudawan dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang memiliki pengalaman menarik dan menginspirasi.

Dia adalah Salsabilla Rasika Sumekto, mahasiswa (alumni) jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB yang merupakan mahasiswa berkebutuhan khusus karena hanya mampu mendengar suara di atas 90-110 desibel sejak lahir.

Namun hal itu tidak membuat Salsabila Rasika berhenti untuk terus melaju hingga garis final perkuliahan.

Baca Juga: GRATIS Naik Bus TransJakarta ke JIS Nonton Konser dan Laga Persija vs Chonburi FC, Ini Jadwal dan Rutenya

Dalam tugas akhirnya, Salsabilla mengangkat tema mengenai budaya tuli di Indonesia. Ia mengaku terinspirasi dari berbagai pengalaman pribadinya sendiri yang kemudian ia visualisasikan. Salsabilla membuat karya buku ilustrasi landscape lengkap dengan hardcover berukuran A4.

Isinya merupakan kompilasi ilustrasi yang memberikan pemahaman mendalam tentang budaya tuli sehingga bisa bersifat edukasional.

Tugas akhirnya tersebut cukup otentik karena dibuat dari perspektif seorang teman tuli, hal itu karena kebanyakan karya DKV lain bertemakan “tuli” dibuat berdasarkan perspektif seseorang yang dapat mendengar.

Salsabilla mengaku tidak ada kendala dari segi teknik visualisasi karya tugas akhirnya. Alih-alih menurutnya, hal yang cukup sulit adalah mencari sumber literatur yang spesifik dengan karakter bangsa Indonesia secara kredibel. Hal itu menyebabkan adanya kendala dalam wawancara dengan teman-teman tuli untuk penelitiannya.

Baca Juga: 5 Sayuran Ini Bisa Buat Tubuh Langsing dengan Cepat, Rutin Konsumsi Mulai Sekarang Ya, kata dr Saddam Ismail

“Seharusnya ada penelitian lebih detail tentang budaya tuli karakter bangsa Indonesia secara nasional, namun penelitian tersebut masih sedikit. Oleh karena itu, upaya maksimal yang bisa dilakukan adalah focused discussion dengan empat narasumber saja, dan sisanya pengutipan dari artikel atau jurnal internasional tentang budaya tuli di dunia,” ujar Salsabilla.

Selama menimba ilmu di ITB, Salsabilla mengandalkan visual sepenuhnya. Ia menangkap pembelajaran melalui tulisan-tulisan yang dipresentasikan dosen hingga catatan materi kuliah yang telah dicatat oleh rekan-rekan mahasiswa lainnya. Dalam metode membaca gerakan bibir, bagi Salsabilla pribadi keakuratannya hanya 30 persen, sehingga ia lebih mengandalkan visual dan tulisan.

Dalam hal ini, Salsabilla juga menambahkan bahwa terdapat metode preferensi komunikasi yang berbeda-beda di antara teman-teman tuli, tidak semuanya mampu mencerna melalui tulisan dan ada yang lebih nyaman lewat bahasa isyarat.

Maka dari itu, dapat dipertimbangkan layanan Juru Bahasa Isyarat dan dibangunnya UKM "Pusat Layanan Disabilitas" di kampus sehingga bisa mengakomodasi teman-teman disabilitas ke depannya.

Baca Juga: Perut Buncit Hilang, Ubah Tiga Perempat Isi Piring dengan Makanan Ini, Kata dr Zaidul Akbar

Mengenai kendala dalam proses pembelajaran, Salsabilla mengaku bahwa semuanya dapat ia cerna dengan baik.

Namun, baginya cukup disayangkan ketika ia tidak dapat “mendengarkan” saat para dosen bercerita pengalaman pribadi atau tidak tertulis di dalam slide presentasi.

Selebihnya, menurut Salsabilla kendala-kendala lain yang ia alami cukup bersifat umum dan dialami hampir seluruh mahasiswa dalam menempuh pembelajaran. Hal itu justru malah membuatnya menanamkan perspektif yang membangun.

Ia berpikir bahwa kendala tersebut merupakan tantangan yang mau tidak mau membuat semua mahasiswa dapat berkomunikasi lebih baik, karena pada dasarnya porsi DKV berat pada miskomunikasi menjadi komunikasi yang jelas.

Ke depannya, Salsabilla memiliki minat dalam menekuni bidang ilustrasi dan komik. Hal tersebut karena baginya kedua bidang tersebut telah memberikan kesempatan untuknya eksplorasi sepuasnya dalam membuat visualisasi.

Selain itu, ia juga tertarik karena topik apapun bisa dijadikan komik, terutama topik-topik yang ia gemari.

Baca Juga: Ternyata Makanan Berlemak Ini Malah Bagus untuk Penderita Diabetes, dr. Cahyo Sebutkan 4 Jenisnya

Salsabilla mengatakan bahwa berkuliah di DKV ITB merupakan sebuah perjalanan yang membentuk dirinya sampai di titik saat ini.

Menurutnya, ITB juga sudah semampunya memberikan akses dan fasilitas yang maksimal. Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya selama berkuliah di ITB.

“Perjalanan di DKV ITB juga membentuk aku dalam menunjang karier nantinya. Pengalaman yang berharga untuk menjadi bekal ilmu fundamental yang penting dalam ranah ilustrasi, komik, animasi, dan desain grafis. Hal yang terpenting dari DKV ITB itu adalah membentuk pola pikir yang membuka banyak pandangan baru dalam ranah DKV,” ujar alumni SMA Negeri 1 Depok tersebut.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah