Netty Prasetiyani: Tagar 'Indonesia Terserah' Muncul Karena Pemerintah Plin-Plan Soal PSBB

- 20 Mei 2020, 19:20 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan.* INSTAGRAM @netty_heryawan
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan.* INSTAGRAM @netty_heryawan /

BANDUNG,(PRFM) - Video dan tagar 'Indonesia Terserah' yang menyindir aktivitas masyarakat yang nekat berkerumun di sejumlah tempat, ramai di media sosial.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani pun angkat bicara mengenai hal ini.

Netty menilai lahirnya tagar ini karena kebijakan plin-plan dari pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menurutnya, masyarakat sudah berpikir cuek atau masa bodoh dengan adanya pandemi virus Corona (Covid-19).

“Kenapa saya bilang plin-plan? Dulu waktu PSBB, aturannya layanan Bandara Soekarno-Hatta ditutup, bus keluar-masuk Jakarta tidak boleh, dan orang bekerja di luar dibatasi. Tapi sekarang justru oleh pemerintah dibolehkan meski ada persyaratan. Jadi masyarakat bingung, yang benar yang mana, karena plin-plannya pemerintah soal aturan PSBB,” kritik Netty dilansir laman resmi DPR, Rabu (20/5/2020).

Baca Juga: Jubir Pemerintah Sebut Perlu Kajian Data Komprehensif Untuk Relaksasi PSBB

Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, banyak masyarakat yang berkerumun di berbagai tempat seperti di mall, restoran cepat saji Sarinah, terminal, Bandara Soekarno-Hatta dan tempat publik lainnya.

Hal itu dinilai Netty karena kebijakan pemerintah yang membolehkan masyarakat melakukan perjalanan keluar kota dengan beberapa syarat. Namun menurut Netty, syarat-syarat itu mudah dimanipulasi.

"Syarat-syarat seperti surat untuk melakukan pekerjaan dan menjenguk keluarga yang sakit keras itu mudah dimanipulasi, ini terbukti dengan mengularnya antrean penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Lihat saja, orang-orang bisa datang bersamaan waktu begitu kalau memang untuk keperluan kerja?” ungkap Netty.

Menurutnya, sikap tidak tegas pemerintah pusat juga mulai diikuti pemerintah daerah. Kota Bekasi misalnya, mulai merancang wilayah zona hijau dimana masjid dibolehkan menyelenggarakan shalat Idulfitri.

Baca Juga: Tren Kasus Covid-19 Naik, Sumedang Perpanjang PSBB Hingga 29 Mei

Kebijakan ini tentu tidak mampu melarang masyarakat dari zona merah untuk berbondong-bondong mendatangi masjid di zona hijau.

Masyarakat memang sudah rindu dengan masjid. Ia menilai, dengan banyaknya warga yang berkerumun, dan pergi ke keluar kota, sekarang justru kemunduran sepuluh langkah menangani Covid-19.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini mengingat kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi.

“Saya berharap pemerintah punya solusi, karena sudah berapa ribu orang yang lolos mudik akibat aturan yang plin-plan itu. Jika ini tidak segera diatasi, maka tidak menutup kemungkinan ada gelombang-gelombang serangan Covid-19 lainnya yang akan kita hadapi," kata Netty.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: DPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x