Puncak Kasus Omicron Bisa 6 Kali Lipat Dibanding Varian Delta

- 1 Februari 2022, 16:20 WIB
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. /dok Biro Pers Sekretariat Presiden


PRFMNEWS - Puncak kasus Covid-19 varian Omicron diprediksi bisa lebih banyak tiga hingga enam kali lipat dibanding varian Delta pada pertengahan tahun 2021 lalu.

Apabila dilihat dari puncak kasus Delta pada 2021 lalu sekitar 57 ribu kasus, maka puncak Omicron yang diprediksi pada akhir Februari hingga Maret ini bisa lebih banyak berkali-kali lipatnya.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Senin 31 Januari 2022.

Baca Juga: Menkes Sebut Ada 5 Pasien Omicron di Indonesia Meninggal Dunia Kebanyakan Belum Divaksin Lengkap

"Penularan tinggi sekali dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget. Di negara-negara lain bisa tiga sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," ujar Menkes Budi dikutip dari ANTARA.

Ia mengemukakan kasus di Amerika Serikat sempat mencapai 800.000 per hari akibat Omicron dibandingkan dengan Delta yang mencapai 250.000 per hari. Di Prancis mencapai 360.000 per hari, lebih banyak dibandingkan dengan Delta yang 60.000 hari.

Baca Juga: Puncak Omicron di Indonesia Diprediksi Terjadi di Akhir Februari dan Melebihi Catatan Delta

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," tuturnya.

Menkes meminta masyarakat untuk membatasi mobilitas dan selalu waspada agar dapat terhindar dari paparan Covid-19.

Baca Juga: Persiapan RSUD Bandung Kiwari Hadapi Lonjakan Omicron: Generator Oksigen, Ventilator, hingga 300 TT

"Pesan saya tetap waspada, hati-hati, batasi mobilitas jangan terlalu agresif, batasi bergerak ke mana-mana. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," kata Menkes Budi.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x