Ketua LPAI, Kak Seto: Jangan Ada Kekerasan Terhadap Anak Atas Nama Pendidikan

- 26 Juli 2021, 10:34 WIB
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto menekankan jangan sampai ada istilah kekerasan terhadap anak atas nama pendidikan.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto menekankan jangan sampai ada istilah kekerasan terhadap anak atas nama pendidikan. /HUMAS BNPB

PRFMNEWS - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang lebih dikenal dengan nama Kak Seto mengatakan, jangan sampai program pembelajaran online membuat anak menjadi semakin terbebani dengan berbagai tuntutan.

Anak-anak tidak bolek terbebani dengan berbagai hal termasuk beban kenaikan kelas, beban nilai, beban tugas-tugas yang diberikan selama pembelajaran online.

"Jangan sampai ada istilah terjadi kekerasan anak atas nama pendidikan, atas nama kurikulum, atas nama PR (pekerjaan rumah), dan tugas-tugas sekolah dan sebagainya," kata Kak Seto saat On Air di Radio PRFM Bandung, Senin 26 Juli 2021.

Baca Juga: Direktorat Pol PP dan Linmas Kemendagri Sambangi Jabar untuk Sebar Bansos dan Patroli Portkes

Baca Juga: Pengusaha Toko Ritel di Jabar Terpukul dengan PPKM, Ada Toko yang Omzetnya Turun Hingga 100 Persen

Kak Seto mengingatkan, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ada penekanan bahwa sekolah daring tidak boleh membebani siswa dengan sejumlah tuntutan.

"SE No. 4 Tahun 2020, menekankan pembelajaran daring mohon ditekankan pada pembelajaran yang bermakna bagi siswa tanpa terbebani tuntutan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan," jelasnya.

Bukan tanpa alasan, lanjut Kak Seto, siswa harus dibebaskan dari target mengingat kondisi dan situasi dilingkungan mereka berbeda-beda.

Mulai dari kondisi keluarga, hingga keberadaan peralatan untuk menunjang pembelajaran daring di rumah masing-masing siswa.

Baca Juga: Meski Sudah Berhasil Dapat Perak di Olimpiade Tokyo, Eko Yuli Irawan Mengaku Masih Belum Puas

"Laptop dipakai bergantian, susah signal, kuota habis, jangan ditekankan pada kurikulum normal," tambahnya.

Dirinya juga mengharapkan gotong royong dari masyarakat di lingkungan tempat tinggal sekitar untuk turut mendukung pembelajaran bagi putra putrinya.

Menurutnya, pemberdayaan warga di tingkat RT dan RW menjadi penting bagi tumbuh kembangnya anak dalam dunia pendidikan.

Tak hanya keluarga kandung, peran tetangga dan lingkungan sekitar akan berdampak bagi keberlangsungan kegiatan pendidikan di rumah saat situasi pandemi Covid-19 masih terjadi seperti sekarang ini.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut 11 Daerah di Jabar Berlakukan PPKM Level 3, 16 Daerah Lainnya Tetap PPKM Level 4

Baca Juga: Terbaru! Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Keluarkan Aturan Kegiatan Ibadah Saat PPKM Level 3 dan 4

"Pemberdayaan lembaga RT/RW ini mengajak warga untuk saling peduli, sebagai suatu keluarga yang besar. Bukan hanya keluarga kandung yang kadang tinggalnya jauh-jauh, tetapi tetangga kiri kanan juga dapat saling membantu pada saat situasi pandemi seperti ini," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x