Dinilai Kurang Akurat, Epidemiolog Setuju Pemakaian GeNose Perlu Dievaluasi Lagi

- 29 Juni 2021, 19:55 WIB
Alat pendeteksi Covid-19 ciptaan UGM bernama GeNose.
Alat pendeteksi Covid-19 ciptaan UGM bernama GeNose. /Dok UGM.

PRFMNEWS - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono setuju perlu adanya evaluasi kembali terkait penggunaan GeNose sebagai alat screening Covid-19 bagi pelaku perjalanan.

Seperti diketahui, beberapa pihak termasuk Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengajukan penghapusan pemakaian GeNose untuk syarat perjalanan karena dianggap kurang akurat.

Alat tes Covid-19 buatan para peniliti anak bangsa dari UGM itu disebut memiliki akurasi rendah dan dikhawatirkan memberikan hasil negatif palsu atau false negative.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 di Indonesia Masih Bertahan di Angka 20 Ribu-an: Hari Ini Tambah 20.467

Pandu menyesali GeNose dipakai secara masif dan bahkan bukan hanya di bandara dan stasiun saja, tapi sudah merambah ke beberapa fasilitas publik lainnya.

Padahal GeNose baru memiliki izin penggunaan darurat dari Kementerian Kesehatan, dan tidak ada izin untuk alat screening.

"Sehingga karena merasa udah diboleh dipakai, langsung dipakai untuk pelayanan publik, sebenarnya belum boleh, dipakai untuk perbaikan sampai dapat izin tetap. Ternyata janji untuk melengkapi data, validasi, itu nggak pernah dilakukan," ujar Pandu saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Selasa 29 Juni 2021.

Baca Juga: Data Terbaru: Kemarin 2, Sekarang ada 11 Zona Merah di Jawa Barat

Ia meminta para peniliti GeNose untuk memperbaiki tingkat akurasi alat tersebut jika akan digunakan masif. Sebab akan sangat berbahaya jika cenderung memberikan hasil palsu.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x