Kebutuhan Developer Lokal Masih Tinggi, Pemerintah Gelar Baparekraf Developer Day 2021

- 3 April 2021, 14:43 WIB
Konferensi pers Baparekraf Developer Day 2021 yang digelar di Bandung, Sabtu 3 April 2021
Konferensi pers Baparekraf Developer Day 2021 yang digelar di Bandung, Sabtu 3 April 2021 /RIZKY PERDANA/PRFM

PRFMNEWS - Ribuan pengembang aplikasi (developer) lokal Indonesia mengikuti Baparekraf Developer Day (BDD) 2021 yang digelar secara online oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada Sabtu 3 April 2021.

Event ini bertujuan meningkatkan kualitas para calon developer profesional dengan mempertemukan mereka kepada para pelaku dan praktisi industri digital kreatif.

Tingginya kebutuhan developer profesional di Indonesia menjadi alasan utama kegiatan BDD digelar setiap tahun. Sebab menurut survei dari World Bank, Indonesia pada 2015 hingga 2030 mendatang diproyeksi kekurangan 9 juta developer.

Baca Juga: 351 Ribu Kendaraan Meninggalkan Jabotabek Saat Libur Jum'at Agung

Sejak pertama kali diadakan pada 2016, BDD sukses meng-upgrade puluhan ribu development lokal. Pada tahun ini diharapkan bisa menjaring 2.100 calon developer profesional.

"Oleh karena itu Pemerintah perlu bahu membahu dengan swasta dan akademis untuk menggenjot talenta digital agar bisa jauh berkualitas dan dengan kuantitas banyak," kata Koordinator Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf Muhammad Azhar Iskandar Zainal dalam konferensi pers, di Bandung, Sabtu 3 April 2021.

Azhar menjelaskan, BDD 2021 hadir dalam empat pilihan track pelatihan yakni Android Track, Web Track, Machine Learning Track, dan Back-End Developer Track.

Pemilihan peserta BDD setiap tahunnya dilakukan dengan talent scouting yang menyasar masing-masing kota. Namun karena sekarang bertepatan dengan Pandemi Covid-19, maka BDD disiarkan secara online dan disaksikan langsung oleh para peserta via Live YouTube.

Baca Juga: Soal Aturan Larangan Mudik 2021, Dishub Jabar Tunggu Aturan Teknis Kemenhub

Namun bukan berarti pelatihan berhenti di situ saja, setelah hari ini maka ada sejumlah tahapan-tahapan lainnya mulai dari kelas dasar, pemula, intermediate hingga expert.

Jika dihitung maka keseluruhan tahapan peserta yang lolos seleksi dan dilatih sebagai developer profesional yaitu mencapai 200 jam atau diselesaikan selama 5 bulan.

"Dalam kegiatan ini peserta akan mendapat transfer knowledge dari para praktisi handal yang sukses dalam pengembangan aplikasi dan game," tuturnya.

Kegiatan Baparekraf Developer Day 2021 yang ditayangkan secara daring melalui YouTube
Kegiatan Baparekraf Developer Day 2021 yang ditayangkan secara daring melalui YouTube /RIZKY PERDANA/PRFM

Munculnya pandemi Covid-19 ternyata membawa pengaruh besar terhadap perkembangan dunia digital atau Internet of Things (IoT). Salah satunya adalah para pengembang aplikasi 'dipaksa' untuk bisa mengikuti kebutuhan pasar digital, dan menciptakan aplikasi-aplikasi yang menjawab tantangan new normal.

"Akan banyak aplikasi menarik sesuai kreativitas dan kemampuan anak bangsa. Tahun ini kami punya banyak program, seperti 'Nyatakan Ide' khusus developer aplikasi dan game yang diberi challenge mereka untuk bisa come up with sollutiion tentang New Normal," ungkapnya.

Sementara itu, CEO Dicoding Indonesia, Narendra Wicaksono menuturkan, Indonesia saat ini kekurangan developer terampil, bukan hanya dari kuantitas tetapi juga kualitas.

Banyak lulusan IT yang tidak terserap di pasar kerja, salah satunya akibat standar atau kebutuhan industri tidak sesuai dengan kualifikasi pencari kerja.

Ia menyebut, Indonesia butuh 600 ribu developer per tahun, sedangkan lulusannya per tahun hanya 400 ribu dari perguruan tinggi dan SMK.

Baca Juga: Tayang 9 April, Ini Sinopsis Night In Paradise yang Dibintangi Aktris Vincenzo, Jeon Yeo-Bin

"Jadi butuh cara-cara lain untuk re-skilling, untuk mengubah profesi dan upgrading skill," ucapnya.

Berdasarkan survei media sosial LinkedIn pada 2020, profesi sebagai Back End Developer masuk dalam daftar pekerjaan yang paling banyak dibutuhkan. Indonesia pun termasuk yang membutuhkannya, khususnya pada bidang DevOps.

Namun sayangnya kurikulum pelajaran IT di Indonesia kebanyakannya tidak up to date, sedangkan perkembangan teknologi begitu cepat sehingga perlu pembaharuan secepat mungkin.

Kendala lain dari SDM developer di Indonesia adalah kurang menguasai bahasa Inggris, padahal ini sangat penting karena modul pembelajaran yang up to date biasanya berbahasa Inggris.

Baca Juga: Pengendara Fortuner yang Viral Acungkan Pistol Terancam Pasal Berlapis

"Teknologi digital perubahan cepat, ngga bisa pakai modul yang dulu, kurikulum harus selalu updated, dan proses membangun kurikulum ngga mudah makanya butuh kerja sama," ujarnya.

Maka dari itu, pada tahun ini pemerintah akan kembali memberikan fasilitas Baparekraf Digital Talent (BDT), yakni tahapan selanjutnya dari BDD. BDT diberikan kepada 1.500 developer terpilih.

Program BDT tahun ini fokus memastikan developer mencapai level expert dan bisa mendapatkan fasilitas secara gratis.

Peserta BDT akan dibekali dengan materi, tutorial, latihan pembelajaran berbasis proyek dengan standar global, serta dukungan mentor fasilitator, dan forum diskusi online.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x