Takjub dan Kritis, Cara Siswa-siswi Ini Ungkap Rasa Nasionalisme Dalam Diskusi Bareng ILNAS

- 12 Maret 2021, 22:40 WIB
Sebanyak 100 pelajar dari SMPN 5 Depok mengikuti acara Roadshow to School 2021 yang digelar ILNAS pada Jumat 12 Maret 2021
Sebanyak 100 pelajar dari SMPN 5 Depok mengikuti acara Roadshow to School 2021 yang digelar ILNAS pada Jumat 12 Maret 2021 /dok ILNAS

Baca Juga: Dinilai Melempem, DPRD Dorong Bandung Smart City Aktif Kembali

Baca Juga: Libur Isra Miraj, Traffic Penumpang di Bandara Husein Sastranegara Melonjak 40 Persen

Diharapkan dengan kegiatan ini maka para pelajar bisa lebih membentuk karakter nasionalisme dan lebih mencintai Tanah Air.

Selain tiga pelajar di atas, beberapa pertanyaan kritis lain juga muncul seperti diungkapkan Aida Rachmawati 'Kenapa Indonesia tak maju seperti negara lain padahal Indonesia kaya?'. Sementara Nasya Rizqi Ramadhani mempertanyakan 'Kenapa Singapura lebih maju dari Indonesia padahal Singapura pernah mengalami kemiskinan, padahal Indonesia lebih banyak sumber daya alam dan mempunyai penambang emas terbesar di Indonesia?'

Zia Farhatan, menanyakan 'Kenapa sekarang ini masyarakat Indonesia sangat gampang diprovokasi?  Bahkan ada yang bertanya di luar topik yang sedang dibicarakan'. Begitu juga yang ditanyakan Dedy Swandy Nainggolan 'Bolehkah pelajar belajar politik?'

Film pendek tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 menceritakan peristiwa serangan Belanda ke Indonesia melalui Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 (mengkhianati perjanjian damai Renville dengan melancarkan Agresi). Kondisi Ibu Kota  kacau, banyak korban sipil dan militer berjatuhan, dan Yogjakarta yang saat itu menjadi Ibu Kota Negara jatuh ke tangan Belanda.

Presiden, Wakil Presiden, dan kabinet tidak dapat berbuat banyak. Presiden dan Wapres diasingkan oleh Belanda.

19 Desember 1948 bangsa Indonesia menghadapi situasi genting yang memaksa perpindahan Ibu Kota negara dari Yogyakarta ke Bukittinggi dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Akhirnya TNI  bersama laskar dan rakyat melakukan Operasi Gerilya Rakyat Semesta untuk mengambil alih Yogjakarta. Belanda berhasil dilumpuhkan. Dan 50 pemuda laskar gerilya gugur di medan perang dan dimakamkan di dekat Stasiun Tugu Yogyakarta.***

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x