Jumlah Sampah Plastik di Jakarta Tetap Meningkat di Tengah Pandemi

- 9 Februari 2021, 16:38 WIB
PENGOLAHAN sampah plastik di Nairobi, Kenya.*/REUTERS
PENGOLAHAN sampah plastik di Nairobi, Kenya.*/REUTERS /

PRFMNEWS - Jumlah sampah plastik di Jakarta tetap mengalami peningkatan meski berada dalam situasi pandemi Covid-19 (virus corona).

Peningkatan jumlah sampah plastik di Jakarta ini terungkap dalam hasil riset yang baru-baru ini diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pusat Riset Oseanografi LIPI bekerja sama dengan peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Terbuka (UT) dalam sebuah riset kolaboratif, berhasil mengidentifikasi sampah yang menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing pada periode Maret hingga April 2020.

Baca Juga: Jajan di Kantin hingga Staycation di Hotel, ShopeePay Hadirkan Cashback 30%

Baca Juga: Kabar Terkini Banjir Indramayu : Kandanghaur dan Losarang Terdampak Paling Parah

Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa jumlah sampah secara umum meningkat sebanyak 5 persen, namun massanya berkurang 23-28 persen.

Temuan ini menguatkan indikasi adanya perubahan komposisi sampah yang dihasilkan selama pandemi, yakni peningkatan jumlah sampah plastik yang lebih ringan. Riset ini mengidentifikasi tujuh tipe dan 19 kategori sampah, di mana sampah plastik mendominasi dengan persentase 46-57 persen.

Peningkatan jumlah sampah itu disebabkan oleh pergeseran kebiasaan masyarakat yang beralih ke belanja daring selama periode-periode pembatasan sosial berikutnya. Hasilnya, jumlah sampah plastik yang dihasilkan dalam rumah tangga meningkat pesat.

Ketika sampah ini tidak diproses dan didaur ulang sesuai aturan, sampah plastik ini dapat berakhir dengan mengotori ekosistem lautan, menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Lengkap Penutupan Jalan saat Penerapan PPKM Mikro di Kota Bandung

Baca Juga: TERBARU! Di Jabar Hanya Kota Bogor yang Masuk Zona Merah, Ridwan Kamil: Untuk Pertama Kalinya

Angela Richardson, pendiri dan Ketua Indonesia Indah Foundation, menyoroti pentingnya mendedikasikan satu hari dalam setahun untuk mengambil tindakan dan menjadi sukarelawan guna meningkatkan kesadaran terhadap masalah serius akan sampah dan plastik.

"Satu efek samping lingkungan yang buruk dari pandemi ini ialah kita menghasilkan lebih banyak sampah dibanding sebelumnya, yang merupakan akibat dari perubahan kebiasaan konsumen dan pergerakan ke arah belanja daring yang lebih banyak," ucap Angela.

Menurut Angela, pandemi seharusnya menjadi momentum bagi masyarakat agar menekan jumlah sampah plastik sekaligus menekan risiko penularan virus corona.

 

Upaya menekan jumlah sampah plastik maupun sampah jenis lainnya bisa diterapkan dengan cara gaya hidup nol sampah atau zero waste.

"Setiap dari kita dapat berbuat baik dengan berjanji untuk mengumpulkan satu kantong sampah dari luar rumah kita, membawanya ke rumah, dan memilah sampah yang telah dikumpulkan tersebut. Sehingga, meskipun kita tidak bersama secara fisik, kita mengambil bagian dalam aksi kolektif untuk membersihkan lingkungan bersama," tandasnya.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: LIPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x