Ade Londok Disorot, Pengamat Medsos: Biarkan Pasar yang Menilai

23 Oktober 2020, 09:06 WIB
Video viral yang Ade Londok yang berlagak seperti seorang reviewer makanan andal viral dijagat maya. //Tangkapan Layar Twitter @kencrotawn

PRFMNEWS - Fenomena Ade Londok yang memakai kata-kata kasar dalam mempromosikan produk endorse dalam konten media sosialnya ditanggapi beragam banyak pihak.

Pengamat Medsos dari Institut Media Sosial dan Diplomasi Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria menilai, tidak terlalu mempermasalahkan penggunaan kata kasar dalam Bahasa Sunda yang diucapkan Ade Londok. Selama kata tersebut hanya sebuah gurauan semata.

Menurutnya, gaya bahasa Ade Londok adalah keunikannya sendiri di tengah saingan media sosial. Sesuatu hal yang berbeda secara Ilmu Komunikasi memang akan menarik perhatian banyak orang.

Baca Juga: Salah Satu Guru di Bandung Ini Harap Ade Londok Hilangkan Kata-kata Kasar saat Memproduksi Konten

"Ade Londok saya lihat punya banyak modal, kemampuan berbicara di depan kamera, artikulasi yang jelas, dan logat sunda yang khas," ujar Hariqo saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Kamis 22 Oktober 2020.

Maka dari itu, ia menuturkan biarkan saja pasar yang menilai, apakah dengan gaya bahasa tersebut efektivitasnya bisa bertahan lama atau tidak.

Apabila ternyata masyarakat bosan dan dia ditinggalkan pasar, maka Ade Londok kemungkinan akan mengubah gayanya sendiri.

"Pada akhirnya pasar sendiri yang menilai, ketika ditinggalkan dia akan mengubah sendiri gayanya," imbuhnya.

Namun jika berbicara dampak terhadap anak-anak, hal yang lebih penting dilakukan adalah pendidikan dan pembatasan media sosial.

Baca Juga: Khawatirkan Anak, Majelis Adat Sunda Sayangkan Penggunaan Bahasa Kasar untuk Promosikan Dagangan

Sebab di tengah ketatnya persaingan pemasaran, sangat dimaklumi pemilik produk mencari endorser yang unik.

Terlebih lagi tidak semua produk yang dipromosikan targetnya adalah penjualan, bisa jadi hanya upaya mengenalkan produk ke masyarakat.

"Yang diperlukan pendidikan media atau pembatasan media untuk anak-anak, dengan ketatnya persaingan pemasaran, orang mencoba membuat iklan atau endorser dari yang unik-unik," jelasnya.

Hariqo sendiri melihat dari aspek kepedulian, seorang Ade Londok patut diapresiasi upayanya untuk membantu usaha kecil.

Contohnya adalah viralnya Odading Mang Oleh yang dipromosikan dengan kata-kata kasar. Namun hal itu masih batas wajar, karena hanya sebuah candaan.

"Kang Ade Londok ada keberpihakannya kepada usaha kecil, masyarakat yang tidak mampu promosi dia bantu, kita harus apresiasi itu positif," tandasnya.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler