Duh! Harga Tahu dan Tempe Terancam Naik, Harga Kedelai Kembali Jadi Penyebabnya

30 Oktober 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi perajin tahu di Kota Bandung. /Diskominfo Kota Bandung./

PRFMNEWS - Harga tahu dan tempe diprediksi akan kembali merangkak naik seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) yang mempengaruhi harga kedelai ekspor yang menjadi bahan baku pembuatan tahu dan tempe.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyampaikan, stok kedelai hinggga saat ini sebenarnya masih aman di tingkat distributor, hanya saja harganya merangkak naik.

"Kedelai sih masih nongol (stok ada), cuma harganya. Jadi kenapa harganya seperti itu karena memang ada tiga faktor," kata Aip saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Senin, 30 Oktober 2023.

Baca Juga: Konsumsi Tempe dan Tahu Perburuk Asam Urat? Begini Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Faktor pertama, kata Aip, harga kedelai naik dikarenakan kurs dollar yang terus mengalami kenaikan.

Faktor kedua adalah adanya kenaikan minyak dunia yang membuat ongkos impor dari Amerika ke Indonesia pun turut naik.

"Dan yang ketiga itu stok di Bulog tidak ada sudah menipis," ujarnya.

Kata Aip, sebenarnya sudah diusulkan sejak beberapa waktu lalu agar ada impor kedelai sebagai cadangan pangan pemerintah (CPP).

Awalnya pemerintah sebenarnya sempat memberikan subsidi terhadap harga kedelai sehingga harga kedelai ada di kisaran Rp11.000.

Baca Juga: KCIC Sebut Damri Siap Buka Rute Stasiun Kereta Cepat Tegalluar – Jatinangor

Tak ada subsidi

Namun, kata Aip, subsidi itu sudah lama tidak ada sehingga harga kedelai pun beranjak naik hingga menyentuh lebih Rp15.000 per kilogramnya.

"Harga kedelai itu dari Rp11.000 naik, naik, naik sekarang sudah di Jawa saja sudah Rp13.500, sedangkan di luar Jawa itu ada yang Rp14.000 sampai Rp15.000," ucapnya.

Saat ini mayoritas kebutuhan kedelai dalam negeri masih didominasi oleh kedelai impor, khususnya dari Amerika karena produksi kedelai dalam negeri masih belum bisa mencukupi.

Karena itu, sebenarnya para pengusaha tahu dan tempe sempat terbantu dengan adanya subsisi kedelai dari Bulog. Namun kini merasa terbebani dengan kondisi harga kedelai yang kian merangkak.

Baca Juga: Mendagri Puji Kekayaan Alam Bawah Laut Wakatobi

"Pada umumnya yang Bulog atur kemarin itu sebetulnya sudah bagus. Cuma sekarang karena tidak ada lagi jadi kita, kok kenapa beras masih ada (subsidi), gula masih ada, minyak masih ada, garam masih ada dan lainnya masih ada, kok kedelai tidak ada," jelasnya.

Dengan harga kedelai yang terus meningkat, sudah banyak pengusaha tahu-tempe di beberapa daerah mulai mengurangi hingga berhenti produksi.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler