LSN Rilis Hasil Survei Capres 2024, Siapa Unggul?

26 Juli 2023, 16:11 WIB
Lembaga Survei Nasional (LSN) rilis hasil survei terbaru terkait Capres 2024, Rabu 26 Juli 2023. /Dok LSN

PRFMNEWS - Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terbaru tentang dinamika elektabilitas tiga Calon Presiden (Capres) papan atas tujuh bulan jelang Pemilu 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto semakin tak tergoyahkan di puncak elektabilitas, sementara Ganjar Pranowo menunjukkan trend melemah. Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan sedikit naik, namun tetap menjadi juru kunci seandainya Pilpres hanya diikuti tiga kandidat.

Demikian kesimpulan dari hasil survei nasional terbaru yang dilaksanakan LSN pada 10 s/d 19 Juli 2023 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).

Jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling).

Baca Juga: CEK FAKTA: Sertifikasi Halal KFC Dicabut Pemerintah Indonesia?

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.

Berdasarkan hasil survei LSN, melalui berbagai format pertanyaan dan simulasi, Prabowo Subianto selalu leading atas Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Ketika LSN mengajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres, sebanyak 28,5% secara spontan menyebut nama Prabowo. Sementara yang menyebut nama Ganjar sebanyak 17,6% dan Anies hanya 13,4%.

Kemudian ketika LSN mengajukan pertanyaan secara tertutup (siapakah yang dipilih responden dari 12 nama tokoh yang disodorkan LSN), Prabowo Subianto tetap kokoh di puncak dengan elektabilitas 33,8%. Sedangkan Ganjar hanya dipilih oleh 20,2% dan Anies menjadi pilihan 16,4% responden. Begitu pula saat LSN membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga kandidat saja, Prabowo semakin menguat dengan elektabilitas 40,5%. Sementara Ganjar hanya didukung oleh 30,8% responden dan Anies menjadi pilihan 22,4% responden.

Baik dalam format pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup dengan 12 nama, maupun dalam simulasi tiga nama tokoh, dinamika kontestasi dari tiga capres papan atas menunjukkan bahwa trend elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat dari waktu ke waktu.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Gerbang Tol 149 Gedebage Bandung Dibuka 24 Juli?

Sementara itu elektabilitas Ganjar Pranowo memperlihatkan trend melemah justru ketika waktu pelaksanaan Pilpres semakin mendekat. Sedangkan Anies tidak juga menunjukkan trend positif dan progresif guna mengejar ketertinggalan elektabilitasnya dari Prabowo maupun Ganjar dan cenderung hanya menyalahkan lembaga survei.

Jokowi Dukung Prabowo?

Salah satu faktor penyebab mengapa trend elektabilitas Prabowo Subianto semakin menguat sementara Ganjar Pranowo cenderung melemah adalah faktor endorsement Presiden Jokowi.

Berdasarkan observasi LSN, Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu disebut-sebut berdiri dengan dua kaki (satu kaki menopang Ganjar dan satu kaki lainnya membantu Prabowo), namun kini kedua kaki Jokowi nampaknya cenderung total mendukung Prabowo.

Seperti diketahui tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi terus meningkat dalam setahun terakhir.

Tingginya tingkat kepuasan publik tersebut pada gilirannya berpengaruh langsung pada approval rating Jokowi. Dengan kata lain capres yang disetujui dan di-endorse Jokowi cenderung akan memperoleh bonus elektabilitas.

Baca Juga: Daftar Pengisi Acara akan Tampil di Asia Africa Festival 2023 Selain Pawai Peserta Luar Negeri

Berdasarkan hasil survei LSN kali ini, sebanyak 45,3% publik meyakini bahwa Presiden Jokowi pada akhirnya akan menjatuhkan endorsement-nya pada Prabowo. Itulah sebabnya mengapa elektabilitas Prabowo terus menguat dan Ganjar semakin terbenam.

Hanya 30,2% publik yang meyakini endorsement Jokowi diberikan kepada Ganjar dan trend-nya terus menyusut dibandingkan hasil-hasil survei LSN sebelumnya.

Sinyal-sinyal dukungan Presiden Jokowi terhadap Prabowo yang semakin menguat, nampaknya juga ditangkap dengan jelas oleh basis massa Jokowi.
Berdasarkan analisis tabulasi silang yang dilakukan LSN, para pemilih dan relawan Jokowi dalam dua Pilpres sebelumnya dari waktu ke waktu semakin mantap menjatuhkan pilihannya pada Prabowo.
Sebaliknya pemilih dan relawan Jokowi lambat tapi pasti meninggalkan dukungannya pada Ganjar.

Saat ini 47,5% responden yang mengaku pemilih atau relawan Jokowi menjatuhkan pilihan pada Prabowo, sedangkan yang memilih Ganjar hanya 35,8%.

Selain dari basis massa Jokowi, Prabowo juga memperoleh bonus elektabilitas dari konstituen PDI Perjuangan.

Memang persentase konstituen atau pemilih PDI-P yang mendukung Ganjar masih lebih besar daripada yang bermigrasi ke Prabowo.

Baca Juga: Wanita Viral Bawa Kabur Motor Patroli Lalu Tabrakan Positif Narkoba, Bukan ODGJ

Namun berdasarkan temuan survei LSN, dalam setahun terakhir persentase konstituen PDI-P yang memilih Ganjar terus menurun, sementara yang menjatuhkan pilihan pada Prabowo semakin membesar. Saat ini sudah lebih dari 38% konstituen PDI-P yang bermigrasi ke Prabowo dan tinggal 45,3% yang masih bertahan di kubu Ganjar.

Mengapa basis massa Jokowi dan konstituen PDI Perjuangan banyak yang mengalihkan dukungannya ke Prabowo? Selain faktor Jokowi Effect, banyak diantara mereka yang merasa lebih nyaman bernaung di bawah panji Prabowo daripada berlindung di kandang banteng.

Pernyataan secara terbuka untuk mendukung Prabowo dari sejumlah elit PDI-P maupun relawan Jokowi mengindikasikan bahwa tak sedikit diantara mereka yang merasa sudah kurang nyaman lagi mengikuti gerbong politik yang dikomandani oleh Megawati Soekarnoputri.

Prabowo Subianto Capres Pilihan Gen-Z?

Generasi Z atau biasa disingkat Gen-Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1997 hingga 2012.

Kalau dalam kategori survei, mereka adalah responden dalam kelompok umur 17 s/d 20 tahun dan 21 s/d 24 tahun. Berdasarkan hasil survei LSN, responden dalam dua kelompok umur awal ini ternyata cenderung menjatuhkan pilihannya pada Prabowo Subianto.

Seandainya Pilpres dilaksanakan saat ini, sebanyak 39,8% responden kelompok umur 17 s/d 24 tahun yang mewakili Gen-Z mengaku akan memilih Prabowo Subianto. Sementara itu sebanyak 31,5% dari mereka menyatakan dukungannya pada Ganjar Pranowo dan 23,4% lebih memilih Anies Baswedan.

Baca Juga: Pekan ini FIFA Akan Cek Kesiapan Venue Piala Dunia U-17 di Indonesia

Mengapa Prabowo Subianto yang dari segi umur jauh lebih tua dari Ganjar dan Anies serta jarang mendemonstrasikan gimik-gimik politik yang menyasar anak muda, justru menjadi pilihan utama Gen-Z? Anak muda Indonesia ternyata termasuk dalam kategori pemilih rasional (rational voters) yang tidak mudah terjebak oleh politik pencitraan.

Dalam hal ini Prabowo dipandang oleh Gen-Z sebagai sosok pemimpin yang apa adanya, tulus, dan total fokus pada kepentingan dan persatuan nasional.

Mayoritas dari Gen-Z juga mengapresiasi kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI sebagaimana ditemukan dalam survei LSN kali ini.

Hasil survei LSN juga menunjukkan bahwa jika saat ini dilaksanakan Pemilu, PDI Perjuangan akan keluar sebagai pemenang dengan elektabilitas 19,2%. Namun dominasi PDI Perjuangan terus dibuntuti oleh perkembangan elektabilitas Partai Gerindra yang begitu progresif.

Sebanyak 17,1% responden mengaku akan memilih Partai Gerindra jika pemilu dilaksanakan saat ini.

Elektabilitas PDI Perjuangan cenderung stagnant bahkan sedikit menurun. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya faktor ekor jas (cottail effect).

Baca Juga: Bayar Seikhlasnya untuk Pengalaman Tabaruk Lewat Pameran Benda Peninggalan Nabi Muhammad di Tangerang

Ditunjukmya Ganjar sebagai capres ternyata tidak terlalu berpengaruh pada elektabilitas PDI Perjuangan. Posisi Ganjar pada Pilpres kali ini berbeda dengan peran Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019. Pada dua Pemilu sebelumnya Jokowi Effect betul-betul menjadi faktor pendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan sehingga memenangkan Pemilu dua kali beruntun. Kini hal yang sama tidak dapat dimainkan oleh Ganjar.

Bahkan pasca dideklarasikannya Ganjar sebagai capres PDI Perjuangan justru banyak konstituen partai besutan Megawati itu yang hijrah mendukung capres partai lain.

Sementara itu Partai Demokrat, Partai NasDem dan Partai Golkar dengan selisih elektabilitas yang sangat tipis berebut posisi sebagai ranking ketiga.

Siapa diantara tiga partai ini yang akan unggul dan menempati ranking ketiga pada Pemilu 2024 nanti, akan ditentukan oleh sejauhmana mereka mau bekerja keras memanfaatkan sisa tujuh bulan sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Sedangkan Partai Perindo dengan perkembangan elektabilitasnya saat ini kelihatannya akan menjadi satu-satunya partai non parlemen yang bakal tembus ke Senayan.

Sementara untuk partai baru, mengacu pada trend elektabilitas saat ini nampaknya masih belum ada satu pun diantara mereka yang berhasil masuk Senayan.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler